Indonesia Kekurangan Dokter Gigi

Kawat Gigi
Sumber :

VIVAnews - Kebutuhan dokter gigi yang dapat memberikan pelayanan kesehatan gigi masih sangat minim. Kementerian Kesehatan menyatakan tiap tahunnya dibutuhkan sebanyak 2.000 hingga 3.000 lulusan dokter gigi, namun baru dapat dipenuhi 1.500-2.000 dokter gigi saja.

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Prof drg Iwa Sutarjo mengatakan, di Indonesia terdapat sekitar 28 fakultas kedoteran gigi. Setiap tahunnya dapat mewisuda sekitar 100 dokter gigi baru.

Namun tidak semua fakultas dapat mewisuda 100 dokter gigi baru karena ada pembatasan penerimaan calon dokter gigi. Sehingga target dari Kementerian Kesehatan tersebut belum dapat dipenuhi.

"Dari Kementerian Kesehatan memang ditargetkan dalam satu tahunnya dapat memwisuda sekitar 2.000-an dokter gigi baru. Namun dalam kenyataannya target tersebut belum dapat dipenuhi," kata Iwa Sutarjo, di Yogyakarta, Kamis 15 Agustus 2011.

Sutarjo mengatakan idealnya satu dokter gigi dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada 200 penduduk. Namun demikian karena dokter gigi minim hal tersebut belum dapat terlaksana. "Ya mungkin 20 atau 30 tahun ke depan baru tercapai asumsi satu dokter gigi melayani sekitar 200 penduduk," ujarnya.

Pelayanan kesehatan oleh dokter gigi, kata Sutarjo, baru dapat dirasakan oleh masyarakat yang ada di kawasan perkotaan atau kecamatan di pulau Jawa. Sedangkan di luar pulau Jawa jarang ditemukan adanya dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan atau membuka praktek di tingkat kecamatan.

"Di Jawa pun saat ini dokter gigi yang membuka praktek kerja lebih banyak di ibu kota kabupaten/kota sedangkan di tingkat desa atau kecamatan masih terbatas," ujarnya.

Enggannya dokter gigi memberikan pelayanan atau membuka praktek di tingkat desa karena sebagian besar lulusan dokter gigi adalah perempuan yang mencapai 80 persen. Sedangkan dokter gigi laki-laki hanya sekitar 20 persen.

"Akan menjadi kendala jika dokter gigi perempuan membuka praktek hingga tingkat kecamatan atau desa terpencil khususnya masalah keamanan. Atau bahkan dokter gigi perempuan itu membuka praktek mengikuti suaminya yang juga tidak tinggal di desa," ujarnya.

Lebih lanjut Sutarjo menyatakan, untuk mendekatkan pelayanan khususnya kesehatan gigi seharusnya setiap puskesmas yang ada di Pulau Jawa ini juga dilengkapi pelayanan kesehatan gigi. Namun demikian hingga saat ini belum semua puskesmas memiliki dokter gigi dan peralatan untuk prakteknya.

"Solusinya agar pelayanan kesehatan gigi sampai tingkat desa yaitu adanya dokter gigi di setiap puskemas, namun itu belum semuanya ada di setiap puskesmas di pulau Jawa. Apalagi puskemas yang ada di luar pulau Jawa," ujarnya. (Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta, umi)

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas
UOB Media Literacy Circle

Rendahnya Literasi Keuangan Picu Meningkatnya Korban Pinjol Ilegal

Tingkat Literasi keuangan yang rendah di Indonesia bagaikan bom waktu yang siap meledak. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kasus masyarakat yang terjerat pinjol

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024