- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Delegasi Indonesia dalam Platform Dublin ke-6 menyatakan pemerintah Indonesia gagal melindungi para pekerja Hak Asasi Manusia (HAM). Indikatornya, terjadinya pembunuhan aktivis HAM Munir dan tingginya angka pembunuhan terhadap jurnalis setelah reformasi.
"Dalam setahun terakhir ada 10 jurnalis. Pada 2010 ada sekitar 5 jurnalis dibunuh, tidak ada satupun pelakunya dihukum," ujar National Expert Advisor International Center for Transitional Justice, Usman Hamid, kepada VIVAnews.com di kantornya, Jakarta, Senin 19 September 2011.
Pada forum ini, jurnalis diakui sebagai pembela HAM. Peran jurnalis sangat strategis dalam merekam peristiwa pelanggaran HAM, termasuk memberikan proteksi publik kepada para pembela HAM.
Dalam pertemuan tersebut, kata Usman, delegasi Indonesia juga menyampaikan ditutupnya kasus pembunuhan Munir, padahal pelaku utama pembunuhan ini masih belum ditemukan. Atas pernyataan ini, beberapa utusan khusus PBB yang hadir berniat akan meninjau perkara Munir kembali.
"Karena selama ini mereka menyusun perkara pembunuhan Munir dan mendapatkan konfirmasi dari pemerintah Indonesia yang menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Munir. Mereka baru dengar ternyata kasus pembunuhan Munir ini ditutup."
Oleh karena itu, tambahnya, beberapa utusan tersebut berniat meminta pemerintah Indonesia kembali mengundang mereka ke tanah air untuk melakukan investigasi. "Dan mengangkat masalah itu ke pemerintah Indonesia," kata Usman.
Dia berharap, pemerintah Indonesia melakukan perubahan dengan kembali membuka dan mengusut kasus pembunuhan Munir hingga tuntas. Pasalnya, pemerintah merupakan kunci utama kesuksesan pengungkapan kasus ini. "Toh jika pihak luar seperti Uni Eropa, Amerika atau PBB menekan, tapi kita tidak serius, tidak akan bisa menyelesaikan masalah itu," ungkapnya.
Delegasi Indonesia, lanjut dia, mengeluarkan beberapa nota politik kepada pemerintah Indonesia di forum ini. Pertama, menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah, khususnya Presiden Susilo Bambang, yang telah gagal memberikan perlindungan bagi aktivis HAM di Indonesia.
Kedua, mendesak pemerintah segera menuntaskan kasus pembunuhan Munir, sebagaimana janji pemerintah SBY ketika bertemu utusan khusus PBB di Jakarta. Ketiga, menyerukan segenap pembela HAM Indonesia tetap bersatu menggalang solidaritas, meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan pembelaan HAM.
Berapa Usia Seseorang Dianggap Tua?
Pertanyaan muncul mengenai kapan tepatnya "usia tua" mulai terasa. Beberapa merasa sudah "tua" saat mencapai 40-an, sementara yang lainnya merasakannya setelah umur ini.
