- Nanang Sujana/TNC Indonesia
VIVAnews - Komunitas masyarakat suku di Kofiau, Raja Ampat, wilayah Papua Barat, menyatakan komitmen mereka untuk melindungi dan melestarikan keindahan laut daerah tersebut. Mereka sepakat untuk menjunjung sistem Wilayah Perlindungan Laut (MPA) Raja Ampat yang terbagi menjadi beberapa zona.
Seperti disampaikan dalam pernyataan lembaga The Nature Conservancy, sebuah LSM lingkungan, Rabu 19 Oktober 2011, komitmen ini disampaikan secara tertulis oleh para tokoh adat Kofiau kepada Departemen Kelautan dan Perikanan Raja Ampat melalui sebuah upacara adat di pulau Gebe Kecil.
Kepala Departemen Kelautan dan Perikanan Raja Ampat, Manuel P. Urbinas, dalam pidatonya mengatakan komunitas lokal memegang nilai kultur yang penting yang mencakup hubungan antara alam dan manusia. Nilai-nilai inilah yang kemudian menjadikan warga mampu menjaga lingkungan dan melindungi terumbu dari kepunahan.
"Pemerintah berkomitmen mendukung manajemen berbasis ekosistem untuk pengembangan Raja Ampat. Manajemen ini tidak hanya akan melindungi alam Raja Ampat, tapi yang terpenting juga akan memastikan adanya keuntungan ekonomis bagi rakyat," kata Urbinas.
Deklarasi komitmen diserahkan kepada Urbinas oleh salah seorang kepala suku, Elias Ambrauw. Deklarasi itu ditandatangani oleh para kepala suku di kepulauan Kofiau. Mereka mendukung sistem pembagian zona Raja Ampat yang ditetapkan pada tahun 2007.
Pembagian zona MPA Raja Ampat terbagi menjadi enam wilayah. Kofiau dan kepulauan Boo di Raja Ampat saja mencakup luas wilayah lebih dari 170.000 hektar. MPA Kofiau sendiri dibagi lagi menjadi empat wilayah, yaitu zona keamanan makanan dan pariwisata, zona kesukuan, zona perikanan, zona pertanian laut, dan zona lainnya.
Raja Ampat adalah tempat yang unik yang terletak di segitiga karang, pusat keberagaman laut di dunia. Di tempat ini terdapat 293 spesies terumbu karang dan 529 spesies ikan karang. Keindahan di tempat ini terkenal hingga ke mancanegara.
Ada 4,14 Juta Temuan di Google jika Klik Kata Ini
Hilirisasi menjadi isu penting di Indonesia. Jika mengklik kata tersebut di Google, maka dalam 0,25 detik muncul 4.140.000 temuan.
