- VIVAnews/Luqman Rimadi
VIVAnews – Teroris Bom Bali I, Umar Patek, dikabarkan akan tiba di Solo hari ini untuk menggelar rekonstruksi Bom Bali I. Untuk mengamankan Umar Patek sekaligus jalannya proses rekonstruksi, Polresta Solo menurunkan 500 personel polisi untuk melakukan pengamanan.
Kapolres Solo, Kombes Pol Listyo Sigit mengatakan, ke-500 polisi itu berasal dari pengamanan gabungan. Jumlah polisi sebanyak itu, jelas Listyo, merupakan instruksi langsung dari pusat. “Pengamanan gabungan ini berasal dari seluruh Jawa Tengah. Kami bersiaga karena diinstruksikan dari pusat,” kata dia usai apel pengamanan di Mapolres Solo, Jumat 21 Oktober 2011.
Namun Listyo belum mengetahui titik-titik mana saja yang persisnya akan diamankan. “Pola pengamanan disebar di beberapa titik. Tapi kita belum tahu titik mana saja itu, karena pola pengamanan di-handle dari pusat. Kami hanya diinstruksikan untuk bersiap,” ujarnya.
Listyo pun mengaku tidak tahu soal jadwal persis kedatangan Umar Patek, atau hendak dititipkan ke mana yang bersangkutan selama proses rekonstruksi berjalan di Solo. “Kami tidak tahu Patek akan ditaruh di Solo atau Sukoharjo,” kata dia.
Tapi beredar kabar bahwa Umar Patek akan dititipkan di Rutan Surakarta. Rekonstruksi sendiri disebut-sebut akan digelar di 5 titik, antara lain rumah kontrakan Umar Patek dan Dulmatin, Terminal Tirtonadi Solo, dan daerah Tugu Lilin. Rekonstruksi kemungkinan digelar besok Sabtu.
Sebelumnya, Umar Patek telah menjalani rekonstruksi di tempat peristiwa ledakan bom di Jalan Legian, Kuta, Bali. Saat rekonstruksi, polisi menutup seluruh Jalan Legian demi keamanan dan keselamatan masyarakat. Bom Bali I yang terjadi tahun 2002 menewaskan 202 orang.
Umar Patek sendiri telah mengakui keterlibatannya dalam Bom Bali I dan Bom Natal tahun 2000. Ia mengaku bekerja sama dengan Dr. Azahari untuk membuat rangkaian bom. Azahari, seorang warga negara Malaysia juga merupakan otak Bom Bali, telah tewas meledakkan diri dalam penyergapan Detasemen Khusus 88 di Batu, Malang.
Setelah Bom Bali meledak, Umar Patek melarikan diri ke Filipina. Tahun 2009, ia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Dulmatin, Suwad, dan Hari Kuncoro yang telah tertangkap di Pekalongan, Jawa Tengah.
Laporan: Fajar Sodiq | Solo, umi