- REUTERS/Erik De Castro
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memberikan nama untuk sepasang bayi yang lahir pada 31 Oktober 2011. Pada tanggal itu, PBB memperkirakan jumlah populasi manusia di muka bumi sudah mencapai tujuh miliar jiwa.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, warga yang mendapat kesempatan tersebut adalah bayi laki-laki asal Jawa Timur dan bayi perempuan dari Payakumbuh, Sumatera Barat.
"Bayi laki-laki itu anak pertama lahir pukul 07.15 WIB, putra dari guru madrasah, sedangkan bayi perempuan lahir pukul 16.45 WIB, putri dari seorang pedagang," ujar Agung di Jakarta, Rabu 2 November 2011. "Namanya sudah ada di kantong Pak SBY, masih rahasia."
Agung menjelaskan, saat ini penduduk dunia bertambah pesat. Kurang dari 20 tahun, penduduk bumi bertambah sebanyak 1 miliar. Sementara, penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai 281 juta orang.
Untuk itu, lanjut Agung, diperlukan pengendalian yang serius dari pemerintah dan masyarakat untuk menekan angka pertumbuhan ideal yaitu di bawah 1 persen. Sehingga, Agung mengajak seluruh warga Indonesia untuk merevitalisasi program Keluarga Berencana (KB) dengan cukup dua anak.
"Dilarang kan tidak mungkin, tapi pengendalian. Saya selaku Menko Kesra mengajak seluruh masyarakat untuk secara ikhlas merevitalisasi program Keluarga Berencana (KB). Pejabat harus memberi contoh, anaknya jangan banyak-banyak, cukup dua saja. Politisi juga begitu," tuturnya.
Siapa bayi yang menjadi manusia ke tujuh miliar di muka bumi saat ini menjadi klaim beberapa pihak. Menurut PBB, bayi ke-7 miliar akan lahir di sebuah desa di Uttar Pradesh, India. Sementara itu Filipina juga mengklaim menjadi tempat lahirnya bayi ketujuh miliar tersebut.
Namun, bayi-bayi yang lahir itu akan menghadapi tantangan dunia yang semakin berat dengan membludaknya jumlah manusia di muka bumi.