Dikira Simpan Nuklir, Puspitek Target Bom

Lokasi penemuan bom di Serpong
Sumber :
  • VIVAnews/ Harwanto Bimo Pratomo

VIVAnews – Gembong teroris bom buku, Pepi Nugroho, juga menyasar Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) yang berlokasi di Serpong, Tangerang. Pepi mempunyai alasan tersendiri mengapa ia menjadikan Puspitek sebagai salah satu targetnya.

“Dia memperkirakan di Puspitek ada nuklir. Dia ingin menunjukkan bahwa dia bisa menerobos pengamanan di Puspitek,” kata Jaksa Penuntut Umum Bambang Suharijadi, dalam persidangan terdakwa Pepi di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis 3 November 2011.

Bom tersebut kemudian meledak di depan Puspitek pada Jumat 18 Maret 2011 lalu. Namun tidak ada korban jiwa dalam ledakan tersebut. “Bom itu menggunakan remote penghubung dengan handphone,” terang Bambang.

Metode ponsel sebagai pemicu bom juga digunakan Pepi saat merencanakan pembunuhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun rencana itu batal karena SBY tidak juga lewat selama 4 hari berturut-turut di tempat yang telah diprediksi Pepi akan dilewati iring-iringan rombongan Presiden.

Terkait dom di Puspitek, Bambang menjelaskan, survei di sekitar lokasi target dilakukan oleh 2dua rekan Pepi, Hendi dan Fajar. Meski awalnya Pepi ingin menerobos pengamanan Puspitek dan meletakkan bom di dalam Puspitek, namun “ternyata sistem pengamanan tidak bisa diterobos. Maka Pepi meletakkan bom di seberang jalan,” terang Bambang.

Saat hendak meledakkan bom di Puspitek, Pepi dan rekan-rekannya membawa dua bom, yang palsu dan yang asli. Kedua bom itu diletakkan secara terpisah dengan jarak 100 meter. “Rencananya, jika bom palsu diketahui orang dan Tim Gegana datang, mobil Tim Gegana diperkirakan akan di parkir di dekat bom asli. Jika Gegana sudah parkir, maka bom asli akan diledakkan melalui remote control dengan handphone,” papar Bambang.

Dengan demikian, bom asli yang dibawa Pepi ke Puspitek sebetulnya menyasar Tim Gegana. Namun, lagi-lagi rencana Pepi itu gagal seperti gagalnya ia membunuh Presiden SBY. Penyebabnya, “ternyata tidak ada Gegana yang datang,” tutur Bambang. Jadilah bom diledakkan begitu saja di depan Puspitek.

Pepi Fernando, dalang teroris bom buku itu, adalah lulusan S1 UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam. Ia adalah lulusan tahun 2001. Ia juga dikenal sebagai penulis buku dan skenario film. Sementara perannya dalam aksi bom buku ini adalah sebagai “pimpinan kelompok dan pencetus ide bom buku,” kata Bambang. (umi)

Bantah Selingkuh, Rizky Nazar Tantang Netizen Buktikan Video Ciuman dengan Salshabilla Adriani
Warga Kabupaten Tulang Bawang, Lampung meninggal akibat terkena penyakit DBD

Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung

Serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Lampung telah menimbulkan korban jiwa.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024