Dokter Spesialis Tarik Pungli di Rumah Sakit

Ilustrasi.
Sumber :
  • homestead.com

VIVAnews - Praktik pungutan liar kepada pasien terjadi di Rumah Sakit Umum Swasta Santo Antonius Pontianak Kalimantan Barat. Bahkan, pungutan liar itu diduga dilakukan oleh oknum dokter spesialis bedah saraf dan tulang belakang yang praktek di rumah sakit ini. Inisial dokter itu, JH.

Tanpa sepengetahuan manajemen rumah sakit, JH menarik uang kepada pasiennya sebesar Rp100 juta. Alasanya untuk biaya operasi. Salah satu korbannya, Teti Yuliana (43). Saat ini, dia  dirawat di ruang ICU lantai II di RSU Santo Antonius Pontianak.

Kondisi ibu dua anak itu tak sadarkan diri selama satu bulan. Lidahnya menghitam dan terluka. Paru-parunya dipenuhi lendir. Bagian bokongnya lecet. Sebelum operasi, Teti masih sadar dan bisa bicara. Tapi kondisinya malah semakin parah. Teti Yuliana merupakan warga di Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak. Dokter menyatakannya menderita sakit tumor di kepala yang menyebabkan terjepitnya syaraf di otak.

Yang lebih menyedihkan bagi keluarganya, saat menjalani perawatan di RSU Swasta Santo Antonius itu, ada pungutan liar dari HJ. Padahal, untuk berobat Teti, keluarganya sudah mengeluarkan biaya cukup banyak. Apalagi, kondisi Teti justru memburuk setelah dirawat di rumah sakit itu.

"Awalnya saya juga terkejut, kenapa kwitansinya gak cap resmi dari RSU Swasta Santo Antonius. Ini hanya kwitansi biasa saja. Memang benar si dokter spesialis syaraf itu meminta uang Rp100 juta untuk biaya peralatan operasi," kata kakak Teti, Mardjad kepada VIVAnews.com, di Pontianak, Kamis 3 November 2011.

Permasalah itu telah menjadi buah bibir warga setempat. Banyak yang beranggapan bahwa kejadian itu merupakan unsur kesengajaan. Masih banyak keluarga pasien yang ditarik uang tidak resmi oleh JH. Niar, misalnya. Keluarganya juga pernah ditangani oleh JH saat dirawat di RSU ini.

Niar mengaku disuruh membeli sejumlah peralatan operasi dengan jumlah uang banyak. Padahal, kata dia, dokter tersebut tidak pernah sama sekali memeriksa kondisi keluarganya itu.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Direktur RSU Santo Antonius Pontianak, dr Willy Brodus Uwan mengaku kaget dengan adanya pungutan liar yang dilakukan oleh dokter spesialis saraf ini. Pasalnya, pihak manajemen RSU Swasta itu tidak mengetahui mengenai sejumlah uang Rp100 juta diminta oleh JH.

”Saya sudah membicarakan persoalan ini  kepada Pak JH, bahwa beliau sudah mendapatkan surat peringatan pertama. Ini yang kedua. Ketiga kalinya tidak ada pemanggilan, langsung di PHK atau kasarnya dipecat,” kata Willy kepada VIVAnews.com.

Willy tidak menyangkal adanya kwitansi liar di lingkungan rumah sakit yang ia pimpin. Pihak manajemen rumah sakit juga telah membentuk tim khusus untuk membenahi persoalan tarif. Willy menyampaikan ucapan maaf kepada keluarga pasien atas pelayanan rumah sakit yang dinilainya kurang memuaskan.

"Kejadian ini benar - benar memalukan citra rumah sakit kami. Orang yang kecewa dengan pelayanan Antonius (RSU Swasta Santo Antonius) itu sangat  banyak. Tapi, baru kali inilah ada orang yang berani menyampaikannya kepada pihak kami. Untuk sanksi, ya tetap ada lah , ya termasuk bagian keuangan yang menerima sejumlah uang tersebut,” ungkap Willy.

Lebih lanjut Willy menambahkan, upaya pengobatan akan tetap dilanjutkan oleh pihaknya. Willy berharap keluarga pasien jangan terlalu putus asa dengan kejadian tersebut.

"Kami akan tetap meminta JH lebih memperhatikan kondisi pasien. Berkomunikasi dengan keluarga pasien itu yang lebih penting," kata Willy.

Ketika ditanya soal dugaan malpraktik yang dilakukan oleh JH, ia tidak bisa menyimpulkan persoalan hal itu. "Itu  akan menjadi urusan pihak  rumah sakit lah. Kalau berbicara soal dugaan malpraktik tidak bisa kami simpulkan di sini.  Ada pihak berwenang mengurusi, ya dalam hal ini dewan etika lah yang menilai persoalan itu. Masalah biaya, itu merupakan tanggungjawab pimpinan rumah sakit. Tapi,  Akan dilihat dulu setelah pasien itu sembuh ,” ujar Willy.

Laporan Aceng Mukaram l Pontianak

Cerita Edy Rahmayadi Dicoret PDIP pada Pilgub Sumut 2018, Kini Balik Daftar Lagi
Viral, Detik-detik Imam Masjid Agung Takalar Meninggal Dunia saat Salat Subuh

Viral, Detik-detik Imam Masjid Agung Takalar Meninggal Dunia saat Salat Subuh

Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Bone, Mujahid meninggal dunia saat menjadi imam salat subuh berjamaah di Masjid Agung Takalar Sulawesi Selatan Minggu, 5 Mei 24

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024