Lagi, Komodo Mati di Kebun Binatang Surabaya

Komodo Kebun Binatang Surabaya Mati
Sumber :
  • Tudji Martudji/ VIVAnews.com

VIVAnews - Baru saja ada berita gembira--telur komodo menetas dengan selamat di kebun binatang Rotterdam, Belanda--kejadian bertolak belakang justru terjadi di kebun binatang di Indonesia, yang notabene adalah habitat asli Varanus komodoensis ini. Seekor komodo di Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan mati di kandangnya.

Peristiwa tragis itu tentu saja juga berlawanan dengan kabar baik bahwa Taman Nasional Komodo masuk 10 besar New7Wonders:  

Berita matinya Komodo berusia 20 tahun itu terkuak hari ini, Selasa, 8 November 2011. "Betul, yang mati komodo pukul 07.00 WIB pagi tadi, jenis betina, umur 20 tahun di kandang 1," kata Humas Kebun Binatang Surabaya, Athan Warsito, saat dihubungi VIVAnews.com.

Sejauh ini belum diketahui apa penyebab kematian komodo itu. Saat ini, kata Athan, otopsi sedang dilakukan. "Dugaan sementara karena perubahan cuaca," dia menambahkan.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Komodo bisa hidup sampai 30 tahun, bahkan 50 tahun.

Kematian ini mengurangi jumlah komodo yang dikoleksi kebun binatang yang terletak di pusat kota Surabaya itu. "Sebelumnya jumlah komodo ada tujuh, sekarang tinggal enam," kata Athan.

Dia menambahkan komodo yang mati itu berasal dari Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta. "Dibawa ke Kebun Binatang Surabaya tahun 1992, sudah banyak bertelur, bahkan bercucu."

Untuk mengantisipasi agar peristiwa komodo tak berulang, petugas akan lebih memperhatikan spesies ini. "Dari gerak-geriknya, dan sebagainya."

Bukan kali pertama

Ini bukan kali pertama komodo mati di kebun binatang tersebut. Pada 23 Oktober 2011 lalu, seekor komodo juga mati mendadak di kandangnya. Gara-gara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur telang mengancam akan mengevakuasi satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya.

Diduga, penyebab kematian mendadak hewan-hewan Kebun Binatang Surabaya itu merupakan buntut dari masih terjadinya dualisme pengelola. "Jika kondisi seperti itu dibiarkan, lama kelamaan satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya akan habis. Lebih baik dikosongkan dulu. Nanti kalau pengelolaannya sudah tenang kami akan kembalikan lagi," kata Kepala BKSDA Jatim Lutfi Achmad.

BKSDA menilai kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya disebabkan dua faktor: sengaja atau tidak. Disebut sengaja, jika kematian sejumlah binatang itu terbukti dibiarkan. Faktor lainnya bisa jadi soal kondisi pakan atau kandang. 

Lutfi memberi contoh. Kambing gunung di Kebun Binatang Surabaya mati akibat pencernaannya terganggu. Ternyata, setelah dibedah, di dalam perutnya ditemukan kantong plastik kresek. Begitu juga dengan matinya seekor buaya. Di dalam perutnya ditemukan 25 batu. (Laporan: Tudji Martudji, Surabaya | kd)

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024