Tolak KTT, Ratusan Aktivis Kepung Konsul AS

Aksi Koalisi LSM
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Ratusan aktivis dari berbagai elemen mengepung Konsul Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Bali. Aksi massa itu praktis melumpuhkan arus lalu lintas. Polisi pun mengalihkan jalur Hayam Wuruk menuju Jalan Hang Tuah dan Renon.

Dalam aksinya, Jumat 18 November 2011, ratusan aktivis dari Walhi, Serikat Petani Indonesia (SPI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Indies, Kiara dan lainnya menolak pertemuan KTT ASEAN ke-19 dan KTT Asia Timur yang sedang berlangsung di Nusa Dua, Bali. Selain negara ASEAN, hadir dalam dalam pertemuan ini Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

Jika melihat rangkaian acara di dua pertemuan tinggi ini, Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Riza Damanik menilai tak ada kepentingan domestik Indonesia yang dibahas, seperti produksi pangan, isu perbatasan yang selalu menjadi batu sandungan. "Kita malah menyiapkan buruh untuk industri asing. Semua untuk kepentingan Amerika, China dan negara maju lainnya. Contoh, negara di Asia Tenggara dipaksa membangun satu pasar yang tidak lain untuk menguasai ASEAN," kata Riza di sela aksi demo.

ASEAN, sambung Riza, memiliki SDM dan SDA yang melimpah. Indonesia, katanya, memiliki kewilayahan yang cukup luas. ASEAN dapat menjadi kawasan yang dapat diperhitungkan dunia.

Sementara Kepala Departemen Hubungan internasional dan Keadilan Iklim Eknas Walhi, Muhammad Teguh Surya mengatakan, regionalisme Asia Tenggara merupakan hal penting dalam membangun kedaulatan dalam rangka membangun kekuatan melawan hegemoni barat.

"Gerakan ini mendorong wacana baru. Semua poin dalam pertemuan itu penting, tapi tidak menguntungkan Indonesia. Indonesia hanya sebatas menjadi buruh. Sebaiknya dibubarkan saja pertemuan itu," kata Teguh di sela aksi.

Riza menyebutkan tiga tuntutan aksi demo. Pertama, ASEAN harus bangkit dengan satu kesepahaman persoalan domestik belakangan ini seperti perbatasan, melindungi kepentingan produksi pangan dari serangan impor yang terus meluas.

Kedua, ada satu kesepahaman, ASEAN tidak bisa diatur oleh negara di luar ASEAN, dan di luar blok lain.

KPK Ngaku Ada Pihak yang Menghambat Kasus TPPU Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba

Ketiga, imbuh Riza, ASEAN perlu menyepakati adanya krisis yang semakin meluas yaitu, krisis pangan dan iklim. Semakin ke depan, tantangan akan semakin sulit. "Ini perlu dibincangkan, bahwa ada satu peluang ggagasan kolektif. Amerika adalah aktor intelektual dari semua ini," tutup Riza.

Laporan Bobby Andalan | Bali

Penanganan Jemaah Haji Sakit di KKHI PPIH Mekkah

ISPA Menjadi Ancaman Utama Bagi Jamaah Haji Indonesia

Penyakit ISPA dan pneumonia masih menjadi penyakit terbanyak yang di temui pada jamaah haji Indonesia selama penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi pada Tahun 2023.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024