Djoko: Sarang OPM di Belanda Toko Kosmetik

Sarang OPM di Belanda
Sumber :
  • Jackson Kumaat

VIVAnews - Pemerintah telah menginvestigasi keberadaan sebuah toko di Filiaal 0024 Kalverstraat 71 Amsterdam, Belanda, yang diduga menjadi sarang Organisasi Papua Merdeka (OPM). Toko ini memajang bendera Bintang Kejora dan brosur berisi kampanye OPM.

"Itu toko kosmetik yang bersimpati," kata Menkopolhukam, Djoko Suyanto, saat memberikan penjelasan di hadapan Tim Monitoring Otonomi Khusus Aceh dan Papua di Jakarta, Jumat 25 November 2011.

Menurut Djoko, memang ada sebagian masyarakat di Belanda yang memberikan simpatinya untuk perjuangan OPM. "Tapi tidak ada secara khusus gerakan di sana," ujarnya. "Ini hasil sementara yang kami selidiki."

Kementerian Luar Negeri Indonesia juga menyatakan telah memantau toko tersebut. "KBRI di Den Haag terus memantau kegiatan-kegiatan kelompok-kelompok separatis yang berada di Belanda," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Michael Tene, di Jakarta, Rabu 23 November 2011.

Menurut Tene, toko itu juga sudah diketahui oleh pihak KBRI. Berbagai upaya pengawasan pun terus dilakukan guna mengantisipasi aksi-aksi yang bisa merugikan persatuan Indonesia. "Karena aktivitas toko itu di Belanda maka hukum setempat yang berlaku. Nota protes tidak bisa dilakukan karena bukan toko pemerintah Belanda," katanya.

Jubir Kemlu menegaskan, sikap pemerintah Belanda sudah sangat jelas, mengakui kedaulatan Indonesia dan Papua dianggap sebagai bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Adanya toko itu tidak mencerminkan sikap pemerintah Belanda," ujarnya.

Kantor ESDM dan PTSP Maluku Utara Digeledah KPK soal Kasus Abdul Gani Kasuba

Kabar adanya toko di Filiaal 0024 Kalverstraat 71 Amsterdam, Belanda yang memasang dan menjual atribut OPM, sebelumnya diungkapkan Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara, Jackson Kumaat.

"Kalverstraat itu semacam Pasar Baru kalau di Jakarta. Saya kaget begitu lihat ada satu toko yang memasang bendera dan atribut OPM," ujar Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara, Jackson Kumaat saat berbincang dengan VIVAnews.com.

Bahkan Jackson lebih kaget lagi, toko yang berdiri di sebuah ruko tua itu juga mengumpulkan donasi dan tanda tangan untuk memberikan dukungan OPM memerdekakan Papua dari Indonesia. Dia menggambarkan kawasan pertokoan itu sangat ramai pengunjung.

Awalnya dia mengaku tidak percaya. Mungkin Papua yang dimaksudkan adalah Papua Nugini. "Saya berpikir mungkin ini Papua Nugini. Tapi ternyata ini Papua yang ada di Indonesia," katanya.

Atribut-atribut yang terpampang jelas di etalase toko itu seperti, bendera OPM dan brosur-brosur yang dibagikan kepada pengunjung.

Di dalam brosur yang dibagikan, disebutkan bahwa Kepolisian RI dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat Papua.

Dia sendiri ke Belanda terkait rencananya untuk studi banding ke kantor walikota Maastricht. Jackson berharap, dengan temuannya ini, pemerintah Indonesia, khususnya Kemenlu, Kemenhan dan Badan Intelijen dapat menindaklanjutinya. Sebab, jika tidak, gerakan OPM di Belanda, bahkan di Eropa akan menjadi-jadi.

Pemerintah Sepakat Pembahasan RUU MK Dibawa ke Rapat Paripurna
Industri hulu migas (ilustrasi)

Intip Deretan Insentif di Lelang Blok Migas, Ada Bagi Hasil ke Kontraktor hingga 50 Persen

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menawarkan 5 wilayah kerja (WK) pada putaran pertama lelang blok migas 2024.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024