- REUTERS/Jason Reed
VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pentingnya proses transisi demokrasi berjalan di suatu negara. Menurutnya, transisi demokrasi yang berhasil harus bergerak menuju kebebasan yang lebih besar.
“Demokrasi harus memberikan kebebasan berserikat, berkumpul, termasuk kebebasan beragama. Demokrasi harusnya membawa perdamaian. Hak azasi manusia harus dilindungi secara demokratis,” kata Yudhoyono dalam pidato sambutannya saat membuka Bali Democracy Forum IV di Nusa Dua, Bali, Kamis 8 Desember 2011.
Demokrasi dan perlindungan terhadap Hak Azasi Manusia (HAM), menurut Yudhoyono, berjalan beriringan. Demokrasi melindungi HAM, sementara menguatnya perlindungan terhadap HAM secara otomatis juga membuat demokrasi semakin kuat.
Pada akhirnya, kata Yudhoyono, demokrasi menghindarkan diri dari gerakan ekstremis dan radikal. “Meski kelompok-kelompok itu memanfaatkan demokrasi, kita tidak boleh berhenti. Akal sehat menjadi salah satu dasar tindakan kita. Hal itu juga menjadi bagian penting yang diusung ASEAN dalam pertemuan baru-baru ini di Bali,” ujar Yudhoyono.
Khusus mengenai Bali Democracy Forum (BDF), Yudhoyono mencermati perkembangan yang semakin baik tiap tahunnya. Menurutnya, peran BDF kini tumbuh kian penting. “Forum ini bahkan forum pertama yang membahas demokrasi di kawasan dan di Asia,” kata Yudhoyono
Tahun 2008, ketika pertama kali forum BDF terbentuk, peserta BDF hanya tiga negara. Tapi kini, sambung Yudhoyono, kepala pemerintahan yang menunjukkan minatnya pada forum ini meningkat menjadi delapan negara. “Tiap tahunnya, kepesertaan BDF terus meningkat. BDF telah menjadi forum utama untuk membangun ide konstruktif dalam membangun tatanan demokrasi,” kata dia. (Laporan: Bobby Andalan, Bali | kd)