Korban Baru, Kondisi Jenazah Tinggal Tulang
- REUTERS/Rizal Adi Nugroho
VIVAnews - Korban runtuhnya Jembatan Kartanegara Kalimantan Timur (Kaltim) bertambah menjadi 23 korban tewas. Tim evakuasi lokal berhasil menemukan 1 lagi jenazah yang mukanya tak bisa lagi dikenali karena sudah berupa tengkorak. Namun, pakaian kaos milik jenazah masih jelas terlihat meski tertutup lumpur.
Hasil identifikasi jenazah oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kaltim menyebutkan, jenazah berupa tengkorak itu bernama Taufik bin Nanang Jastam.
Jenazah merupakan pekerja isi ulang air mineral. Dia ditemukan sekitar pukul 10.30 WITA sekitar 10 meter dari jembatan runtuh. Saat ditemukan, di dalam saku korban ada sebuah handphone. Identifikasi dilakukan berdasarkan keterangan keluarga korban dan ciri-ciri yang diberikan oleh keluarga.
"Jenazah sudah teridentifikasi dan diserahkan ke keluarganya," kata Koordinator DVI Kaltim, AKBP Budi Haryadi, Senin, 19 Desember 2011.
Temuan tambahan jenazah ini cukup mengherankan. Sebab, kondisi jenazah sudah tinggal tulang tanpa kulit. Budi memperkirakan, jenazah kemungkinan mengapung karena arus deras di bawah atau karena di perutnya masih ada gas. Bagian kulit perut jenazah memang sudah tak ada lagi. Tapi, organ dalam tubuhnya masih menempel.
"Ini sudah hari ke-24. Memang agak mengherankan masih mengapung. Kemungkinan karena arus yang berputar di bawah atau gas di dalam perutnya," kata perwira melati dua itu.
Budi melanjutkan, pengenalan jenazah berdasarkan gigi dan properti yang digunakan oleh Taufik. Korban tewas ketika ditemukan menggunakan baju kaos bertuliskan "DUMAN". Celana jeans pendek warna biru bertuliskan "VOLCOM".
Namun, properti paling utama yang menjadi dasar identifikasi adalah telepon genggang (handphone) korban yang berwarna hitam. Tim DVI membuka handphone dan mengambil kartu SIM di dalamnya untuk mencari nomor telepon keluarga korban.
"Kami hubungi ternyata match. Keluarga meyakinkan bahwa jenazah itu adalah Taufik," pekerja di CV Air Swarga Jl Mulawarman RT 2 No 40, Kecamatan Tenggarong. Laporan: Ikram| Kutai Kartanegara (adi)