PPATK: 50% Rekening Liar Milik Koruptor Muda

Wakil Ketua PPATK Agus Santoso
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) memiliki data bahwa hampir 50 persen rekening terlapor yang terindikasi korupsi adalah kelompok usia muda, yakni mulai di bawah 30 sampai 44 tahun. PPATK juga mengajukan usulan agar rekrutmen pejabat eselon I dan II diperketat.

"Mereka yang berusia 40 tahun ke bawah itu anak-anak muda yang pada tahun 1997 dan 98 ikut aktif meneriakan perubahan dan reformasi. Setelah duduk di kursi empuk kok jadi berubah 360 derajat? Dulu membela, sekarang tega menghisap darah rakyat," kata Wakil Ketua PPATK Agus Santoso dalam perbincangan dengan VIVAnews.com.

Data menunjukan bahwa hampir 50% dari jumlah Terlapor pada Hasil Analisis Proaktif PPATK menurut Kelompok Umur selama tahun 2011 berusia muda, yaitu dari di bawah 30 tahun sampai 44 tahun. Tren koruptor muda ini menunjukan tumbuhnya budaya permisif di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Menurut Agus, korupsi, suap, dan gratifikasi adalah akar penyebab kemiskinan. Karena perbuatan itulah yang menjadi penyebab ekonomi biaya tinggi dan mengakibatkan para pengusaha pemula sulit berusaha.

Agus yakin, lingkaran setan ini hanya bisa diputus dengan cara memutus mata rantai korupsi, suap, dan gratifikasi. "UU boleh bagus, tapi para pelaksana haruslah orang-orang yang jujur. The man behind the gun merupakan faktor penting," kata Agus yang sebelumnya menjabat Deputi Direktur Hukum Bank Indonesia itu.

Oleh karena itu, PPATK tengah mengajukan usulan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparaturan Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memperketat proses seleksi bagi pejabat eselon II strategis dan seluruh pejabat eselon I. Caranya, meminta klarifikasi kepada PPATK bahwa calon yang bersangkutan tidak pernah terlapor sebagai pelaku transaksi mencurigakan.

Prasyarat ini, kata Agus, selain akan mempermudah proses seleksi untuk mendapatkan pejabat yang bersih, juga akan mendorong tumbuhnya family values zero tolerance terhadap korupsi, suap, dan gratifikasi.

"Karena prasyarat itu mengena langsung terhadap mimpi-mimpi yang bersangkutan dalam upayanya meniti karirnya bersama dengan dukungan keluarganya," kata Agus dalam perbincangan di sela Refleksi Akhir Tahun PPATK.

Bicara soal nilai-nilai keluarga, Agus menyayangkan modus pencucian uang yang melibatkan keluarga. Modus pencucian uang dengan menggunakan rekening isteri dan anak-anaknya, serta bertopeng dengan mendirikan usaha legal.

Modus yang biasa digunakan dengan rekening anak-anak adalah deposito atas nama anak dan polis asuransi jiwa dan pendidikan anak. Modus lain adalah dengan mendirikan usaha, misalnya catering atau restoran atau rias pengantin untuk menyamarkan hasil korupsi.

Agus khawatir, bila sistem anggaran pemerintah dan sistem pengawasan penggunaan anggaran tidak segera dievaluasi untuk diperbaiki, maka berdasarkan hasil riset PPATK, tren korupsi akan terus seperti ini.

"Tidak akan ada perubahan yang signifikan", kata Agus. Selain perbaikan sistem, maka upaya pencegahan yang paling efektif adalah menghidupkan nilai-nilai keluarga (family values) anti-korupsi (zero tolerance).  (umi)

Megawati Panaskan Mesin Politik PDIP, Pimpin Konsolidasi untuk Pilkada 2024
Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi

3 Jenderal Termuda di TNI Angkatan Darat, Ada yang Jadi Perisai Hidup Presiden Jokowi

Menjadi seorang jenderal adalah keinginan utama bagi setiap anggota TNI yang ingin mencapai puncak karier mereka. Nah, ada beberapa jenderal termuda di TNI AD.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024