- Reza Putra| Cirebon
VIVAnews - Unjuk rasa yang digelar ribuan warga Nagari (Desa) Tiku di depan kantor Bupati Agam, Sumatera Barat, Kamis 2 Februari 2012, berlangsung anarkis. Massa kecewa karena tidak bisa bertemu dengan sang Bupati, Indra Catri.
Ribuan warga itu menggelar unjuk rasa bukan tanpa sebab. Mereka menuntut penghentian operasi dan penurunan papan nama PT MA yang mengelola kebun sawit di daerah mereka. Menurut Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumbar, Sukardi Bendang, aksi ini merupakan puncak dari masalah agraria di Kabupaten Agam. Dalam sengketa ini, SPI mendampingi warga.
"Ini masalah lama, sejak tahun 2000 tidak pernah selesai," kata Sukardi.
Masyarakat, kata Sukardi, ingin tanah ulayat mereka yang sebelumnya diserahkan kepada PT MA dikembalikan. "Bukan itu saja, masalah plasma masyarakat juga diperlakukan tidak adil," tambahnya.
Sukardi mengatakan warga tidak berniat mengganggu investasi. Mereka hanya minta pemerintah berlaku adil dalam kasus ini.
Warga yang marah melempari kaca kantor bupati hingga pecah berantakan. Massa juga membakar ban bekas. Aksi ini membuat kerja pegawai di kantor Bupati Agam terganggu. Sejumlah pegawai perempuan memilih meninggalkan kantor sebelum jam kerja usai.
Melihat kondisi yang terus memanas, polisi bertindak cepat. Tokoh masyarakat dikumpulkan, diajak berembuk. "Saat ini kami sedang rapat mencari solusi terkait tuntutan warga," kata Kapolres Agam AKBP Noortjahyo kepada VIVAnews. (kd)
Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional
Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.
