- ANTARA/Bhakti Pundhowo
VIVAnews - Kerusuhan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Idi Rayeuk, Aceh Timur, Senin 13 Februari 2012. Akibatnya peristiwa itu dua orang narapidana mengalami luka akibat sayatan dan serpihan peluru.
Kericuhan itu dipicu perkelahian antar sesama narapidana, yang akhirnya berbuntut pada penyerangan sipir dan pembakaran beberapa sarana penjara.
Kapolres Aceh Timur, Ajun Komisars Besar Polisi Iwan Eka Putra mengatakan, perkelahian antara dua orang napi memicu napi lainnya untuk berusaha kabur dari penjara. Mereka memotong jeruji penjara dan menyerang petugas.
“Bahkan kepala LP sempat disiram dengan air cabai, jadi memang keributan ini sepertinya sudah direncanakan,” kata Iwan Eka Putra, saat dihubungi, Senin 13 Februari 2012.
Napi yang mengamuk merusak sejumlah fasilitas penjara seperti pos pemantauan, pos penjagaan, ruang tahanan dapur dan gudang logistik. Mereka juga membakar kantin penjara.
Eka mengatakan, seorang napi bernama Hasyim mengalami luka sayatan di bagian leher yang diduga diserang oleh napi lainnya. Sementara seorang lainnya bernama Iskandar mengalami luka di bagian tangan karena terkena serpihan peluru yang mental saat polisi memberi tembakan peringatan. Keduanya dilarikan ke rumah Sakit Umum Daerah di Idi Rayeuk.
"Napi itu hanya terkena serpihan peluru yang mental di dinding penjara, bukan ditembak. cuma luka di tangan. Anggota kita dalam tekanan saat itu karena diserang ramai-ramai jadi memberi tembakan peringatan," ujarnya
Saat ini kondisi lembaga pemasyarakatan yang mayoritas dihuni para napi kasus narkoba itu telah kondusif. Namun beberapa personil polisi masih ditempatkan di sekitar lokasi untuk mengantisipasi aksi susulan.
Polisi akan meminta keterangan beberapa orang saksi termasuk beberapa narapidana. Dia juga menyebutkan, kapasitas Lembaga Pemasyarakatan Idi Rayeuk tidak mencukupi lagi untuk menampung sekitar 300 orang penghuni. Selama ini di LP tersebut memang sering kali terjadi keributan antar sesama napi.
"Ada permasalahan antar sesama napi yang terus meruncing di LP tersebut sehingga berbuntut pada amukan," ujarnya.
Iwan membantah jika kerusuhan itu terjadi karena petugas lapas tak memberikan tambahan nasi kepada para napi. "Namanya juga di penjara, nasinya tentu dijatah. Kalau mau makan enak, ya ke warung saja, jangan jadi napi," katanya. (adi)