- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Menteri Agama Suryadharma Ali mengaku kaget saat mengetahui ada pondok pesantren di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Setengah tak percaya, Suryadhama mengecek langsung keberadaan pondok pesantren itu langsung di Cianjur.
"Ini yang pertama di Indonesia. Saya sempat merinding saat memasuki Lapas, saya disambut salawat penghuni Lapas Cianjur," katanya di Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kelas II B, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 17 Januari 2013.
Ia mengatakan sangat terharu melihat adanya kegiatan pesantren di dalam lapas. Pondok Pesantren (Ponpes) di Lembaga Pemasyarakat (Lapas) merupakan gagasan yang sangat tepat. Selama ini bayangan masyarakat selalu Lapas itu bak sekolah kejahatan bagi penjahat.
"Dengan adanya ponpes di dalam Lapas, semua imej itu terpatahkan. Dengan adanya pesantren di dalam lapas maka sempurnalah fungsi Lapas sebagai lembaga yang mempersiapkan kembali masyarakat yang terhukum untuk kembali ke masyarakat dan tidak mengulangi kesalahannya terdahulu," katanya.
Ia mengatakan kunjungan kali ini yang paling luar biasa. "Ini pengalaman pertama saya masuk ponpes di Lapas. Keberadaan Ponpes ini sangat tepat. Saya lihat penghuni Lapas sangat antusias, bahkan ada yang sudah hafal 3 juz. Buat saya ini merupakan suatu inspirasi baru selaku Menteri Agama," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.
Suryadharma mengatakan, program pesantren dalam penjara ini akan dijadikan contoh bagi lapas-lapas lainnya. Sepengetahuannya, baru Lapas Cianjur yang punya pesantren di dalamnya. Program ini, menurutnya, harus dikembangkan di seluruh lapas di Indonesia.
Ia mengatakan adanya pesantren bisa menghapus stigma-stigma buruk terhadap narapidana. "Saya akan memikirkan bagaimana mengurangi beban keluarga para napi. Mungkin kita akan siapkan beasiswa bagi penghuni Ponpes di dalam Lapas Cianjur. Saya akan pikirkan termasuk untuk para napi di ponpes lapas lainnya nanti," katanya. (umi)