Sumber :
- ANTARA FOTO/Eric Ireng
VIVAnews
- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim, Andreas Pardede, mengaku kaget melihat kehadiran dua wartawan yang menjadi saksi dalam sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jumat kemarin. Keduanya menjadi saksi bakal pasangan calon Khofifah Indar Parawansa - Herman S Sumawireja (Berkah) yang dicoret KPU Jawa Timur di Pemilukada Jawa Timur 2013.
Kedua saksi dari wartawan itu adalah Wawan dari
Sindo Radio
(Trijaya) Biro Surabaya dan Septa Nurdiansyah dari Radio
Elshinta
Baca Juga :
KPU Minta MK Tolak Tudingan Suara Nasdem Berkurang dan Golkar Bertambah di Jabar 1
Ketua Bawaslu Jatim, Sufianto, juga keberatan dengan adanya kesaksian dua wartawan itu. Hal itu, katanya, akan membuat dia akan hati-hati jika memberi statemen ataupun mengobrol dengan wartawan terkait pemilukada Jatim. "Lha kalau ternyata mereka berpihak begitu kan saya takut saya," kata mantan dosen Universitas Muhammadiyah Gresik ini.
Terpisah, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Munir Akhmad, mengaku kaget karena baru mengetahui hal tersebut. Menurutnya wartawan harus menjaga independensinya dan tidak harus larut dalam politik praktis.
Menjadi saksi di persidangan, kata Munir, hanya bisa dilakukan terkait pelaksanaan tugas-tugas jurnalistik. "Mestinya yang bersangkutan minta izin dan harus mendapat izin dari perusahaan atau media tempatnya bekerja," katanya.
Kendati demikian, PWI selaku organisasi profesi jurnalis tidak berwenang dalam hal pemberian izin terkait dengan wartawan yang menjadi saksi ahli. Sebab itu kewenangan media atau perusahaan masing-masing. "PWI sifatnya hanya mendorong dan meningkatkan kepatuhan wartawan atas kode etik jurnalistik," kata Munir Akhmad. (eh)
Halaman Selanjutnya
Ketua Bawaslu Jatim, Sufianto, juga keberatan dengan adanya kesaksian dua wartawan itu. Hal itu, katanya, akan membuat dia akan hati-hati jika memberi statemen ataupun mengobrol dengan wartawan terkait pemilukada Jatim. "Lha kalau ternyata mereka berpihak begitu kan saya takut saya," kata mantan dosen Universitas Muhammadiyah Gresik ini.