- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews - Ada berbagai cara yang dilakukan untuk membantu korban banjir yang melanda kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura) sepekan terakhir.
Seperti yang dilakukan para relawan dan tahanan anak yang tergabung dalam Sahabat Kapas. Mereka memberikan bantuan peralatan sekolah berupa buku yang merupakan hasil daur ulang kertas serta tas hasil karya Lapas Klaten.
Para relawan itu membuat buku yang akan disumbangkan kepada anak-anak korban banjir di Pantura dengan memanfaatkan kertas bekas skripsi hasil pemberian para mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi yang ada di Solo.
Kertas skripsi tersebut selanjutnya dipotong menjadi dua bagian, kemudian masih-masing potongan itu ditata menumpuk menyerupai buku dan langsung dijepit menggunakan clip. Di bagian sampul depan buku itu ditulis 'Dare 2 Shae Buku, Dariku Untukmu. Sahabat Kapas'.
Karena bahan bakunya menggunaka kertas bekas skripsi, sehingga permukaan kerta yang penuh dengan ketikan tulisan diletakkan di bagian sisi belakang. Alhasil, sisi permukaan baliknya masih terlihat bersih sehingga bisa digunakan untuk tulis-menulis seperti buku tulis pada umumnya.
Tak hanya buku, mereka juga memberikan bantuan alat-alat tulis lainnya. Selanjutnya, paket bantuan buku dan alat tulis menulis lainnya itu dimasukkan ke dalam wadah tas berwarna putih yang bertuliskan 'On Jail'.
Tas yang terbuat dari kain itu merupakan hasil kerajinan tangan dari para napi anak-anak yang mendekam di Lapas Klaten. Di dalam lapas tersebut terapat 14 napi anak-anak.
"Jumlah tas karya tahanan anak di Lapas Klaten yang akan disumbangkan sekitar 300 buah. Selanjutnya bantuan buku dan peralatan belajar itu akan dimasukkan ke dalam tas 'On Jail'. Nanti setiap satu tas ada sekitar lima buku," kata Koordinator Sahabat Kapas, Bungsu Rini Pusporini ketika ditemui di sela-sela pembuatan buku di Plaza Sriwedari Solo, Jumat 31 Januari 2013.
Selanjutnya, dia menjelaskan pemberian sumbangan buku hasil daur ulang itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kertas bekas skripsi, kuliah ataupun kertas bekas lainnya ternyata bisa dimanfaatkan untuk menjadi produk buku yang ramah lingkungan.
"Dengan meningkatkan aware masyarakat tersebut, sehingga warga bisa semakin sadar supaya tidak membuang sampah sembarang yang kemudian bisa berdampak banjir. Dan kertas yang biasanya hanya dibuang begitu saja, ternyata bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat," kata dia.
Menurutnya, bantuan berbagai peralatan sekolah itu diberi nama 'Paket Kembali ke Sekolah', mengingat selama terjadinya banjir di Pantura, seperti Pati dan Jepara membuat anak-anak yang masih sekolah terpaksa libur karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.
"Untuk itu adanya bantuan ini diharapkan bisa membantu para siswa korban banjir untuk memenuhi kebutuhan peralatan sekolah yang dibutuhkan," ujar Bungsu.