Sumber :
- Antara/ Arif Pribadi
VIVAnews
- Guna menekan risiko bencana di tengah masyarakat akibat erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam melakukan sosialisai penanganan bencana terhadap masyarakat.
Disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Agam, Bambang Warseto, sosialisasi dilakukan untuk menginformasikan kepada warga mengenai bahaya letusan dan penetapan jalur evakuasi. Ini untuk menghindari adanya korban jiwa.
Baca Juga :
Kronologi Bos Tembaga di Boyolali Tewas Dibunuh
Baca Juga :
Roberto Mancini Kagumi 4 Pemain Timnas Indonesia U-23, Termasuk yang Dicap Egois oleh Netizen
Ditambahkan Bambang, upaya ini dilakukan agar proses evakuasi saat terjadi erupsi dapat dilakukan lebih cepat. Meski begitu, kesadaran warga tentang tanggap bencana menjadi faktor utama.
"Sosialisai dan pemetaan ini sekaligus memberi rambu-rambu evakuasi kepada warga," katanya.
Di Kabupaten Agam ada beberapa daerah yang masuk dalam kawasan rawan bencana yang berada di radius 5 km. Bila status Gunung Marapi meningkat, sejumlah daerah di wilayah ini harus segera dievakuasi.
Gunung Marapi erupsi pada Rabu sore kemarin, 26 Februari 2014, selama 38 detik. Gunung ini sudah masuk status Waspada sejak Agustus 2011.
Petugas pemantau Gunung Marapi, Parmo, menyatakan letusan Marapi kali ini tidak bisa dipantau secara visual karena kabut asap.
Letusan Marapi kemarin menyebabkan hujan abu di sejumlah wilayah di kaki Gunung Marapi, misalnya Kecamatan Sepuluh Koto, Kecamatan Batipuah, dan Kecamatan Tanah Datar. Beberapa rumah dan kendaraan milik warga tertutup abu vulkanik tipis.
Meski demikian, letusan Marapi ini tak berpengaruh pada kegiatan sehari-hari warga. Masyarakat setempat tetap beraktivitas seperti biasa, namun diminta tidak mendekat pada radius 3 kilometer dari puncak Marapi. (eh)
Laporan: Donal Caniago/ tvOne Kabupaten Agam
Halaman Selanjutnya
"Sosialisai dan pemetaan ini sekaligus memberi rambu-rambu evakuasi kepada warga," katanya.