Sumber :
- Antara/ Arif Pribadi
VIVAnews
- Guna menekan risiko bencana di tengah masyarakat akibat erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam melakukan sosialisai penanganan bencana terhadap masyarakat.
Disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Agam, Bambang Warseto, sosialisasi dilakukan untuk menginformasikan kepada warga mengenai bahaya letusan dan penetapan jalur evakuasi. Ini untuk menghindari adanya korban jiwa.
Di daerah Agam sendiri ada satu pemukiman yang berada di radius 3 km dari puncak Gunung Marapi yang merupakan kawasan daerah rawan bencana. Tim gabungan dari BPBD Agam dan unsur pendukung lainnya melakukan pendataan daerah-daerah yang kemungkinan akan mengalami dampak akibat erupsi Gunung Marapi yang berada antara Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
"Hari ini kami bersama TNI, Polri dan kepala dusun meninjau lokasi jalur evakuasi. Kita tetapkan sejumlah sekolah dasar dan rumah ibadah menjadi posko sementara bila terjadi erupsi yang lebih besar," kata Bambang Warseto, Kamis, 27 Februari 2014.
Ditambahkan Bambang, upaya ini dilakukan agar proses evakuasi saat terjadi erupsi dapat dilakukan lebih cepat. Meski begitu, kesadaran warga tentang tanggap bencana menjadi faktor utama.
"Sosialisai dan pemetaan ini sekaligus memberi rambu-rambu evakuasi kepada warga," katanya.
Di Kabupaten Agam ada beberapa daerah yang masuk dalam kawasan rawan bencana yang berada di radius 5 km. Bila status Gunung Marapi meningkat, sejumlah daerah di wilayah ini harus segera dievakuasi.
Gunung Marapi erupsi pada Rabu sore kemarin, 26 Februari 2014, selama 38 detik. Gunung ini sudah masuk status Waspada sejak Agustus 2011.
Petugas pemantau Gunung Marapi, Parmo, menyatakan letusan Marapi kali ini tidak bisa dipantau secara visual karena kabut asap.
Laporan: Donal Caniago/ tvOne Kabupaten Agam
Halaman Selanjutnya