Sumber :
- ANTARA/Spedy Paereng
VIVAnews
- Situasi Kota Timika, Papua, mencekam setelah ditemukan jasad lima warga yang tewas dibunuh sekelompok orang. Masyarakat memilih tidak beraktivitas di luar rumah dan berjaga-jaga.
Pembunuhan warga itu terjadi pada Rabu dini hari, 13 Agustus 2014. Diduga dipicu aksi balas dendam atas ditemukannya sesosok mayat, yang belakangan diketahui sebagai Kepala Suku Dani (masyarakat Pegunungan), yang diduga juga dibunuh.
Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Pudjo Sulistyo Hartono, membenarkan adanya lima warga tewas, yang diduga kuat akibat aksi pembunuhan. "Kejadian itu beruntun dan puncaknya dini hari tadi, lima warga ditemukan tewas mengenaskan," katanya, dikonfirmasi
VIVAnews,
Rabu, 13 Agustus 2014.
Sejak hilang, keluarga, teman dan masyarakat berupaya mencari, dan pada Senin, 11 Agustus, ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan. "Saat ditemukan, kepalanya tinggal tengkorak, perut kembung dengan memakai celana panjang hitam serta kaos kaki loreng."
Setelah itu, aksi penyerangan, pembakaran rumah disertai pembunuhan warga kemudian terjadi di Kampung V Apri Poros SP V Mimika. Sekelompok orang menyerang perkampungan, saat Polisi mengetahui dan menuju lokasi, tapi dihadang warga dengan memalang jalan.
Korban tewas akibat serangan itu adalah
1. Muh Said, 70 tahun
2. Muh. Agung Kulaken, 27 tahun
3. Noris Timang
4. Indra Afriadi Saputra, 14 tahun
5. Arfi Duran, 36 tahun
Korban luka;
1. Saiful, 35 tahun
2. Ahmad Rumra, 48 tahun
Meski sejumlah pihak berupaya menenangkan sekelompok orang yang mengamuk itu, mereka tetap mengamuk dan menyerang warga pendatang.
Situasi itu membuat warga Timika, terutama pendatang, ketakutan. Bahkan, mereka berjaga-jaga melengkapi diri dengan senjata tajam. Sejumlah toko memilih tutup. Banyak warga non-Papua terlihat berjaga-jaga di beberapa sudut jalan.
Seorang warga Timika, Samsudin, saat dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan, warga non-Papua di Timika saat ini ketakutan dan memilih untuk tinggal di rumah dan tidak melakukan aktivitas. "Kami takut jadi sasaran, jadi kami pilih berjaga-jaga.”
Guna meredam situasi itu, Pudjo Sulistyo menyatakan, sudah menyiagakan sekitar 1000 personel di Timika. "Semua kekuatan dikerahkan, mengantisipasi jangan sampai peristiwa kekerasan meluas.” (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Setelah itu, aksi penyerangan, pembakaran rumah disertai pembunuhan warga kemudian terjadi di Kampung V Apri Poros SP V Mimika. Sekelompok orang menyerang perkampungan, saat Polisi mengetahui dan menuju lokasi, tapi dihadang warga dengan memalang jalan.