Jembatan Utama Desa di NTT Nyaris Roboh, Pemkab Dinilai Masa Bodoh

Jembatan Desa Nyaris Roboh
Sumber :
VIVAnews
Siap Gusur Dominasi PKS, 6 Parpol Rajut Koalisi Demi Menangkan Pilkada Depok 2024
- Jembatan Wae Ara di Desa Nanga Lili, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, nyaris roboh. Sebagian besar besi gelagar jembatan yang dibangun tahun 1970 itu ambrol ke dalam sungai.

Honda Vario 125 Versi Gambot Resmi Meluncur, Segini Harganya

Jembatan sepanjang 60 meter itu dahulu memiliki tiga tiang namun kini tersisa dua saja. Tiang tengah patah tergerus arus sungai sehingga guncangan sangat terasa setiap kali kendaraan melintas di atas jembatan.
Momen Haru! Rizky Febian Tak Kuasa Tahan Tangis di Pengajian Jelang Pernikahan


Jembatan itu dahulu menggunakan gelagar besi tapi sekarang sudah rusak semua dan patah. Masyarakat setempat secara swadaya mengganti gelar besi dengan kayu. Tapi besi-besi di bantalan kayu itu sudah berkarat dan banyak yang patah. Ada beberapa titik lobang menganga.

Berdasarkan pengamatan VIVAnews pada Minggu, 30 November 2014, pengemudi mobil sebelum melintas di atas jembatan harus turun dari mobil untuk merapikan lagi kayu yang berantakan dilindas kendaraan sebelumnya. Penumpang juga terpaksa turun dan berjalan hingga aspal untuk mengurangi beban.

Musim hujan adalah ancaman tersendiri bagi pemilik kendaraan, sebab kayu-kayu hasil perbaikan darurat dari warga dan pemilik truk dengan mudah terbongkar dan jatuh ke sungai. Tidak sedikit mobil maupun sepeda motor yang terperosok.

Erik, pengemudi angkutan desa (angdes) jalur Lembor-Nanga Lili, mengungkapkan, selama sebulan terakhir sudah belasan truk dan angdes terperosok karena tersangkut besi jembatan. Kata Erik, kalau sudah begitu butuh waktu lama untuk mengangkat bagian mobil yang terperosok.

“Kalau ada mobil yang terperosok, jelas tidak bisa ditarik menggunakan kendaraan lain atau derek karena bisa membongkar besi-besi jembatan. Terpaksa dengan cara manual serta butuh waktu lama sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas,” katanya.

Erik, warga yang tinggal di sekitar jembatan itu, menuturkan bahwa jembatan Wae Ara sudah rusak sejak tahun 1990-an, namun belum pernah ada perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

“Hampir 20 tahun kondisi jembatan seperti ini. Tapi Pemda terkesan masa bodoh. Jangankan memperbaiki, Bupati dan rombonganya setiap kali melewati jembatan ini tidak pernah turun dari mobil dan melihat kondisi jembatan. Kami sangat kecewa dengan pemimpin daerah kami,” ujarnya.

Butuh Intervensi Pusat

Camat Lembor Selatan, Nobertus Narus, mengaku sudah mengajukan permohonan perbaikan jembatan Wae Ara ke Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Namun, karena kondisi jembatan masuk katagori rusak parah sehingga harus dibangun jembatan baru, sementara kas daerah tidak mencukupi.

“Pembangunan jembatan baru ditaksasi mencapai Rp15 miliar . Sementara kondisi keuangan daerah tidak memungkinkan. Yang bisa menyelamatkan nasib jembatan ini adalah perhatian Pemerintah Pusat,” ujar Camat Nobertus.

Meski jembatan Wae Ara tidak berada dalam jalur jalan nasional, jembatan tersebut merupakan penghubung trans selatan antara Kabupaten Manggarai Barat dengan Kabupaten Manggarai. (ren)

Jo Mariono/Manggarai Barat


Baca berita lain:



Elkan Baggott saat berduel dengan kiper Jepang, Zion Suzuki

Jawaban Mengejutkan Shin Tae-yong soal Elkan Baggott Tak Gabung Timnas Indonesia U-23

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong tak memberi jawaban yang lugas saat ditanya perihal Elkan Baggott tak bisa bergabung ke skuad Garuda Muda

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024