Ini Syarat Menutup Operasi SAR AirAsia QZ8501

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Felicianus Henry Bambang Soelistyo.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAcoid
Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya
- Badan SAR Nasional tidak akan menutup operasi pencarian dan evakuasi korban musibah jatuhnya AirAsia QZ8501 sebelum ada perencanaan matang.

Airbus Juga Bersalah pada Jatuhnya AirAsia QZ8501

Kepala Basarnas, Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan, penutupan operasi SAR AirAsia bukan perkara mudah.
Terungkap Misteri Jatuhnya AirAsia QZ8501


Sebab, sebelum resmi dilakukan penutupan, Basarnas dan unsur lain yang terlibat dalam SAR gabungan harus melakukan berbagai evaluasi dan pertimbangan baik teknis maupun non teknis.


"Saat ini saya hanya ingin memenuhi harapan keluarga untuk memperpanjang operasi," ujar Soelistyo.


Soelistyo memaparkan, operasi SAR AirAsia QZ8501 akan ditutup jika dari hasil evaluasi perencanaan dan temuan, operasi tidak lagi efisien dan efektif.


"Saat itulah misi saya tutup," katanya.


Sementara itu, dalam operasi hari ini, Jumat 16 Januari 2015, fokus tim SAR hanya mencari korban sebanyak-banyak.


Namun, jumlah armada kapal yang dilibatkan hanya tersisa 10 kapal ditambah satu kapal bantuan dari Tiongkok.


"Jumlah kapal itu cukup karena pencarian akan fokus di sektor prioritas," kata Soelistyo.


Menurut Soelistyo, yang terpenting saat ini bukanlah tentang banyaknya jumlah armada.


"Yang penting sistem alat pencarian tidak boleh kurang, karena pencarian fokus di area itu," ujarnya.


Hingga memasuki pekan ketiga pencarian, tim SAR gabungan baru berhasil menemukan dan mengevakuasi 47 penumpang dan 3 kru Pesawat AirAsia QZ8501.


Tim SAR masih harus menemukan 112 orang lainnya yang hilang di Perairan Selat Karimata itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya