Sumber :
- Twitter.com
VIVAcoid
- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur memerlukan banyak data pembanding untuk segera mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Data pembanding yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder dari berbagai hal yang bisa mengarahkan identifikasi pada tahap pencocokan alias rekonsiliasi.
Salah satu data yang dibutuhkan ada data rekam gigi korban yang didapatkan saat korban memeriksakan ke dokter gigi.
Namun, jika pun korban tidak memiliki data rekam gigi karena belum pernah memeriksakan giginya, hendaknya keluarga korban memiliki paling tidak foto korban saat tersenyum.
"Dari foto tersenyum itu kami bisa melihat bagaimana struktur gigi korban untuk dibandingkan struktur gigi jasad yang ada," kata salah seorang anggota tim DVI, Dokter Wike Sulfia saat berbincang dengan
tvOne
, Sabtu 17 Januari 2015.
Baca Juga :
Terungkap Misteri Jatuhnya AirAsia QZ8501
Saat ini, masih terdapat delapan jasad yang belum dapat teridentifikasi. Tim DVI belum bisa merilis identitas jasad karena belum memiliki data yang kuat.
Dari 48 jasad yang dibawa ke Posko DVI Polda Jatim, 40 di antaranya sudah teridentifikasi. (art)
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
Saat ini, masih terdapat delapan jasad yang belum dapat teridentifikasi. Tim DVI belum bisa merilis identitas jasad karena belum memiliki data yang kuat.