Pendaftaran PNS Ditutup, Sarjana Terancam Menganggur

Ilustrasi/Penggunaan komputer.
Sumber :
  • ANTARA/Eric Ireng

VIVA.co.id - Wakil Presiden, Jusuf Kalla khawatir akan masa depan para mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Karena, lapangan pekerjaan terutama di pemerintahan semakin menipis.

Kekhawatiran JK itu diungkapkannya mengingat saat ini pemerintah menetapkan aturan tak akan membuka lowongan pekerjaan untuk pegawai negeri sipil hingga lima tahun ke depan.

Kecuali, untuk guru dan dokter. Menurut dia, yang tadinya setiap tahun bisa mencapai jutaan orang yang masuk PNS, hanya akan tersisa 10.000.

"Jadi, ke mana alumni perguruan tinggi nanti," kata dia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu 21 Januari 2015.

Menurut dia, nanti hanya ada dua pilihan ladang mencari nafkah, yakni bekerja di perusahan swasta atau membuka usaha sendiri. Jika di antara kedua itu tidak dapat dijalani, maka, yang terakhir akan terjadi pengangguran.

Untuk itu, kata dia, sangat menyambut baik kerja sama antara Apindo dan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Melalui upaya itu diharapkan terbangun kerja sama antara perguruan tinggi dan badan usaha.

"Dalam pihak dunia usaha, dalam meningkatkan produktivitasnya, dalam memperbaiki produknya atau mencari produk baru atau mengefisienkan produknya butuh keahlian," ujar dia.

Nasib Rasionalisasi 1 Juta PNS di Tangan Menpan RB Baru

Dia menambahkan, tidak semua pengusaha bisa mendapat keahlian itu, karena keahlian para doktor, scientist tidak semua ada. Tetapi, ada di Perguruan Tinggi dan lembaga riset. "Karena itu, upaya kita hari ini menggabungkan dua kekuatan ini secara baik," tuturnya. (art)

Ilustrasi PNS.

Menpan RB Masih Pertimbangkan Wacana Moratorium PNS

"Nanti kami kaji dulu datanya, analisa kebutuhanya, kami analisa."

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016