Jenazah Guru Bahasa Mandarin Korban AirAsia Dikenali

Jenazah Guru Bahasa Mandarin Korban AirAsia Dikenali
Sumber :
  • D.A. Pitaloka/Malang
VIVA.co.id
Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya
– Satu warga Kota Malang penumpang AirAsia QZ8501, Rony Handoyo (28 tahun), dikenali dan telah diserahterimakan pada keluarganya di Kota Malang.

Airbus Juga Bersalah pada Jatuhnya AirAsia QZ8501

Jenazah itu dikenali setelah sempat disangka sebagai jenazah kembarannya, Vinna Handayani. Selain bersama Vinna, Rony berada di dalam pesawat bersama kedua orang tuanya Aris Sutanto (70 tahun), Wen Octarini (70 tahun), dan kekasihnya warga Surabaya bernama Jessica.
Terungkap Misteri Jatuhnya AirAsia QZ8501


Kerabat Rony, Aldi Lia (66 tahun), menyebut proses identifikasi Rony telah berlangsung sejak dua pekan terakhir. Kali pertama tiba, di saku celana Rony ditemukan
boarding pass
milik kedua orangtuanya. Meski jasadnya utuh, keluarga sempat ragu untuk menduga Rony adalah Vinna, saudara kembarnya.


“Jasadnya utuh. Kulit wajahnya saja yang keriput karena menyusut setelah keluar dari air. Kami ragu itu Rony karena dia mengantongi
boarding pass
Aris dan Wen. Saat itu, dia juga pakai pakaian dalam warna merah,” kata Aldi Lia di persemayaman jenazah Gotong Royong Kota Malang, Sabtu, 14 Februari 2015.


Namun, identitas Rony tak terbantahkan setelah tim DVI membandingkan postur gigi dengan foto rontgen gigi milik Rony yang telah diserahkan keluarga sejak awal Januari 2015. Jasad Rony ditemukan lengkap dengan celana, baju, sepatu serta jam tangan yang semua telah dikembalikan ke keluarga Rony di Malang.


“Semuanya utuh di dalam peti, dia juga memakai baju, celana dan sepatu serta jam tangan yang sama ketika jasadnya ditemukan,” ujar Aldi Lia.


Menurutnya, Rony berada di dalam pesawat untuk berlibur ke Singapura bersama kedua orangtua, saudara kembarannya dan kekasihnya. Rony dan Vinna yang telah bekerja di sebuah lembaga pendidikan privat yang menyediakan jasa kursus bahasa Mandarin, ingin membahagiakan kedua orang tuanya dengan berlibur ke Singapura.


“Rony jadi guru mandarin di lembaga kursus Lai-Lai di Surabaya. Vinna kembarannya yang perempuan jadi administrasi di situ. Mereka mengajak orang tuanya berlibur ke Singapura,” katanya.


Rony menjadi guru bahasa Mandarin mengikuti jejak ibunya, Wen Octarini, yang juga menjadi guru bahasa Mandarin di sekolah mandarin Persahabatan di Klenteng Eng An Kiong, Malang, setelah menuntaskan kuliah S2 di Tiongkok.


“Lulus dari S2 di Tiongkok dia pulang kembali ke Indonesia. Dia mendirikan kursus Mandarin itu di Surabaya bersama adiknya. Ibunya menngajar bahasa Mandarin juga di Klenteng Eng An Kiong. Rony tinggal di Surabaya. Kalau orang tuanya tinggal di Pasar Besar (Malang),” katanya.


Jenazah Rony akan dikremasi di Krematorium Sentong, Lawang Kabupaten Malang, pada Senin, 16 Februari 2015. Abu kremasi akan disimpan lebih dahulu sambil menunggu tiga anggota keluarganya ditemukan dan dikremasi. “Kalau sudah lengkap, abunya akan bersama-sama dilarung di laut,” imbuhnya. (art)


Baca berita lain:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya