- Angkotasan/VIVAnews
VIVA.co.id - Fenomena keindahan batu Bacan memang tak diragukan lagi. Batu alam nan cantik ini betul-betul menjanjikan dijadikan pendulang rupiah yang menggiurkan.
Ini dibuktikan Fadly Sabban, 38 tahun. Lewat keuletannya, Bacan kini berhasil menembus pasar internasional dan tentu saja menghasilkan omzet hingga miliaran rupiah bagi pria asal Ambon ini.
Bayangkan saja, berkat Bacan, Fadly mampu meraup pendapatan hingga Rp1,5 miliar per bulan. "Saya punya pembeli tak cuma dari Maluku maupun daerah-daerah lainnya di Indonesia, tapi juga dari Cina, Malaysia, India dan sejumlah negara Eropa lainnya," kata Fadly, Minggu 15 Februari 2015.
Fadly mengawali bisnis cincin batu Bacan bersama istrinya pada tahun 2007. Saat itu, ada sejumlah rekannya dari India dan Jakarta memesannya mencari batu bacan di Maluku Utara. Ia pun pergi bersama istrinya di Pulau Bacan utara mencari batu Bacan ini.
Dari sinilah Fadly mengawali bisnisnya. Sebelum tahun 2011, Fadly mengaku hampir sempat gulung tikar, lantaran sepinya pembeli. Namun perlahan memasuki tahun 2011, pesona Bacan pun mulai populer. Sejak itulah, bisnisnya berkembang pesat.
Dalam usahanya, selain menjual cincin Batu Bacan yang sudah diolah lengkap dengan gagang, Fadly juga menyediakan batu Bacan yang belum diolah.
Salah satu jenis batu yang paling digemari adalah jenis Batu Bacan Doko. Batu ini paling digilai oleh para kolektor atau penikmat barang antik dari dalam dan laur negeri.
Maklum, harganya pun terbilang fantastis. Untuk satu kilogramnya saja, batu mentah Bacan Doko bisa dibandrol dari Rp200 juta hingga Rp300 juta. Sementara dalam bentuk jadi, yang sudah diberi gagang, Bacan Doko bisa menembus Rp50 juta hingga Rp150 juta per buahnya.
"Pembeli umummya tertarik menggunakan cincin batu bacan karena dipercaya bisa mendatangkan keuntungan bagi pemakainnya, seperti menambah kewibawaan," ujar Fadly.
Meski begitu, Fadly tetap mengaku jika bisnisnya tersebut tetap beresiko. Terutama, saat menerima pasokan batu bacan yang kualitasnya jelek. Sebab, batu dengan kualitas buruk membuatnya tidak bia diolah dan tentunya tidak bisa dipasarkan.
"Tapi kami terus berusaha mencari batu bacan yang berkualitas baik. Sehingga kualitas produksi tetap terjaga, baik di dalam negeri maupun mancanegara," katanya. (Harry Radjabaykolle/Maluku)
Baca Juga:
Kelebihan Investasi Batu Cincin