- VIVA.co.id/Firdaus Amar
VIVA.co.id - Ribuan masyarakat adat Kesultanan Ternate mengiringi pemakaman Sultan Mudaffar Sjah, Jumat 20 Februari 2015. Tangis masyarakat adat yang kerap disebut bala kusu se kano kano pecah saat raja dibawa peristirahatan terakhir, di halaman belakang Masjid Kesultanan Sigi Lamo, Kelurahan Soa Sio, Kota Ternate Utara, Maluku Utara. 500 Meter dari Keraton.
Tepat pukul 09.00 waktu setempat, jenazah digotong warga adat dari keraton diiringi gema takbir dan salawat. Sebelumnya, Sultan telah disemayamkan di ruang utama keraton untuk mendapatkan penghormatan terakhir.
Mudaffar meninggal pada Kamis kemarin, pada pukul 01.47 dini hari di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Siangnya, anggota Dewan Perwakilan Daerah ini diterbangkan ke Ternate. Jenazah tiba sekira pukul 19.00.
Tidak ada wasiat atau pesan khusus dari mendiang. Namun semasa hidupnya beliau sering menyerukan agar selalu saling menjaga keharmonisan. "Jangan lagi ada konflik antar sesama," kata Nuzuludin Sjah, anak Sultan Ternate.
Kepergian Mudaffar Sjah menyisakan duka mendalam bagi warga Maluku Utara. Selama ini mendiang dianggap sebagai sosok yang dituakan dan tempat meminta nasihat.
Mudaffar Sjah lahir di Ternate 80 tahun silam. Mendiang adalah Sultan Ternate yang ke-48, anak ketiga dari Sultan Ternate ke-47, Iskandar Muhammad Djabir Sjah.
Semasa hidupnya selain sebagai sultan, Mudaffar juga pernah menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 2004-2009 dan ketua DPRD Maluku Utara periode 1999-2004, dan terakhir sebagai anggota DPD. Saat pelantikan Oktober lalu, Mudaffar merupakan senator tertua.
Firdaus Amar/Ternate
Baca juga:
Gamalama Meletus, Bandara Babullah Ternate Ditutup
Gunung Gamalama meletus sekitar pukul 09.58 WIT, Kamis 15 Juli 2015.
