Hercules Jatuh di Magetan

Dradjad: TNI Salah Satu Korban Neoliberal

VIVAnews - Pengamat ekonomi Dradjad Wibowo menilai selama bertahun-tahun TNI telah menjadi salah satu korban ekonomi neoliberal. Kondisi itu tercermin dari minimnya industri strategis yang dibangun di dalam negeri.

"Karena dalam pandangan mereka (neoliberal), negara tidak harus membangun industri strategis mereka sendiri," kata dia saat diskusi "JK-Win Untuk Indonesia Adil dan Sejahtera: Ekonomi Kemandirian Versus Ekonomi Neoliberal" di Menteng Jakarta Pusat, Jumat, 22 Mei 2009.

Dengan tidak bisanya negara membangun industri strategis seperti pengadaan alutsista, negara harus membeli alutsista dan barang-barang strategis dari negara lain karena Indonesia tidak mempunyai keunggulan kompetitif untuk memproduksinya.

Cek Fakta: Guinea Mundur, Timnas Indonesia U-23 Lolos Olimpiade 2024

Tidak aneh kalau Indonesia sangat mengandalkan alutsista dari luar negeri. Makanya ketika terjadi embargo oleh AS beberapa waktu lalu, Indonesia sulit mendapatkan suku cadang yang diperlukan, sehingga banyak alutsista yang tidak layak lagi. Salah satunya, Hercules TNI yang hanya sedikit yang bisa beroperasi dan tidak layak, sehingga memicu terjadinya kecelakaan seperti kasus di Magetan.

"Mereka (penganut neoliberal) lupa bahwa alutsista merupakan keunggulan dari sebuah negara," ujarnya. Dradjad menyontohkan negara Irak yang terkenal sebagai negara terbanyak tentaranya ternyata kalah dengan Amerika. "Kalaupun kita mau lawan Singapura, kita pasti termehek-mehek karena kalah dalam alutsista," kata dia.

Liberalisasi dalam ketentaraan tersebut, kata dia, terlihat dalam salah satu agenda penting Washington Consensus yakni liberalisasi perdagangan dan investasi. Agenda penting lainnya, yakni stabilisasi makro yang konsisten dan privatisasi.

"Dengan pilar liberalisasi perdagangan dan investasi, negara tidak perlu membuat industri strategis dalam pengadaan alutsista," ujarnya.

Menurutnya, tidak masuk akal jika nyawa tentara kebanggaan Indonesia menjadi sangat sepele karena masalah anggaran yang terbatas.

Dradjad juga menyebut, pelaku usaha sebagai korban lain dari neoliberalisme. "Sulit sekali pelaku usaha dapatkan kredit dengan bunga rendah," ujarnya. Hal itu dikarenakan pada awal tahun ini, pemerintah telah menerbitkan SUN dalam dollar dengan yield 11,75 persen.

"Karena negara berani bayar dengan angka yield seperti itu, maka bank tidak berani bersaing dengan negara dan akibatnya bunganya harus lebih tinggi," ujarnya.

Ilustrasi mayat

Kakek 73 Tahun Tewas dengan Kepala Hancur, Pemuda Kena Prank Nikahi Gadis Ternyata Pria Tulen

Sejumlah artikel di kanal News VIVA sepanjang Senin, 6 Mei 2024. Adapun, artikel yang menjadi sorotan pembaca VIVA terkait kakek 73 tahun ditemukan tewas mengenaskan di G

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024