Ombudsman Terima Puluhan Pengaduan UN

VIVA.co.id - Lembaga negara pengawas pelayanan publik, Ombudsman RI, mengaku menerima puluhan pengaduan publik perihal pelaksanaan Ujian Nasional yang digelar serentak di Indonesia sejak Senin 13 April 2015. Mayoritas pengaduan cukup beragam, mulai dari bocoran soal hingga pelarangan ujian kepada dua siswa tersangka kasus pemerkosaan.

Anggota Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan Budi Santoso, mengatakan laporan yang dilayangkan ke sejumlah perwakilan Ombudsman di daerah itu, direncanakan akan dipublikasikan sebelum pelaksanaan UN untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama pada awal Mei 2015.

Budi mencontohkan laporan dari Palu, Sulawesi Tengah. Di daerah itu dilaporkan ada dua tersangka pemerkosaan dilarang mengikuti UN. Kemudian di SMKN 1 Denpasar, Bali. Dilaporkan perihal buruknya kinerja pengawas UN.  Sehingga banyak peserta UN yang membawa ponsel, iPad bahkan Tablet. "Pengawasnya juga membawa dan bermain ponsel dan membaca koran," kata Budi,  Rabu 15 April 2015.

Tak cuma itu, di Padang, Sumatera Barat, Kota Mataram Nusa Tenggara Barat dan bandung Jawa Barat dilaporkan adanya bocoran soal Bahasa Indonesia pada pelaksanaan UN dengan menggunakan kertas.

Sedangkan untuk pelaksanaan UN berbasis komputer laporan sementara Ombudsman menyebutkan sejumlah sekolah di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami gangguan koneksi internet. Keduanya adalah SMKN 1 Bojonegoro dan SMKN 3 Kediri.

Sampai saat ini Ombudsman RI masih menunggu laporan dari 32 perwakilan daerah, ditambah laporan dari tiga tim yang tengah memantau di wilayah Kalimantan Utara, Jabodetabek, dan Kabupaten Jawa Barat.

"Nanti kita akan rekap laporan dari perwakilan kami dan hasilnya akan kami sampaikan kepada media sebelum Ujian Nasional tingkat SMP dilaksanakan," kata Budi.

Nur Azizah/ Jakarta

![vivamore=" Baca Juga

Halaman Selanjutnya

:"]