Pertamina Pasti Naikkan Pertamax di Bulan Mei

Rabu, 29 April 2015 - 21:58 WIB
Oleh :
Ilustrasi jeriken atau penyelundupan BBM
Ilustrasi jeriken atau penyelundupan BBM
Sumber :
  • iStock
Photo Mini 1
VIVA.co.id
- Pemerintah hingga saat ini masih terus membahas apakah akan kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) berjenis Premium atau tetap di harga Rp7400 per liter di bulan Mei mendatang.


Meski begitu, PT Pertamina (Persero) memastikan BBM jenis dengan kadar Ron 88 tersebut tidak mengalami kenaikan. "Premiun (harganya) tetap, tapi untuk BBM jenis Pertamax dipastikan naik," ujar Direktur Pemasaran PT Pertamina, Ahmad Bambang, Rabu, 29 April 2015


Bambang menambahkan, kenaikan BBM jenis Pertamax akan serentak naik pada bulan Mei mendatang, akan tetapi dirinya belum bisa memastikan di harga berapa kenaikan tersebut. "Kenaikan Pertamax tidak besar kenaikannya, kita menyesuaikan harga saja," katanya.
Baca Juga :
Ini Daftar Harga Baru Pertamax Cs di Indonesia


Baca Juga :
Harga Pertamax Turun Rp100 per Liter
Harga Pertamax yang menyesuaikan tersebut, lanjut Bambang, perlu adanya pemaparan laporan yang akan disampaikan ke pemerintah terlebih dahulu. "Iya nanti akan dibicarakan (ke Pemerintah), tapi bulan Mei dipastikan naik," katanya.

Baca Juga :
Hari Ini, Harga Pertamax Turun Jadi Rp8.850 per Liter

Dengan kembali naiknya harga BBM, ia mengakui hal tersebut akan menjadi dilema, dikarenakan harga Pertamax akan timpang jauh dengan harga Premium yang ada sekarang. "Jika dinaikkan besar, ya pengguna Pertamax akan lari ke premium semua," ujarnya.


Dijelaskannya lebih lanjut, persoalan kenaikan premium, masih akan menjadi bahasan pihaknya. Sehingga, nanti keputusannya tetap ada di tangan pemerintah.


"Sekarang kita tunggu keputusan kenaikan premium, kita sudah sampaikan hal-hal yang membuat premium harus dinaikkan, hal utamanya ialah harga minyak yang hingga April selalu naik," ujar Bambang.


Halaman Selanjutnya
Dijelaskannya lebih lanjut, persoalan kenaikan premium, masih akan menjadi bahasan pihaknya. Sehingga, nanti keputusannya tetap ada di tangan pemerintah.
Halaman Selanjutnya