Rahasia Kehebatan Pidato Bung Karno

Bung Karno.
Sumber :
  • Ist.

VIVA.co.id - Presiden pertama Soekarno dikenal jago pidato. Gaya pidatonya yang berapi-api seakan menyihir pendengarnya untuk diam mendengarkan sampai usai. Bahkan dulu rakyat rela berjejalan di depan radio mendengarkan Putra Sang Fajar itu? Apa rahasia kehebatan pidato Bung Karno? 

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Pengawal Letnan Kolonel Polisi (Purn) Mangil Martowidjojo Mangil menuturkan  dalam bukunya Kesaksian Tentang Bung Karno 1945–1967.
 
Mangil menulis, Bung Karno memang memiliki bakat dan keterampilan luar biasa dalam berpidato. Kebetulan juga, Tuhan memberikan postur tubuh gagah kepada Bung Karno. Selain itu, Tuhan menganugerahi otak encer kepada dia. Kombinasi ini membuat pidato Bung Karno selalu menarik. Orang tak akan bosan meski mendengarkan pidato Bung Karno dalam waktu yang lama.

Keahlian Bung Karno berpidato ini juga diakui masyarakat internasional. Dengan gayanya yang gagah dan penuh gaya, Bung Karno membuat semua orang yang hadir dalam Sidang Umum PBB di New York terkesima. Tak hanya itu, dalam setiap kunjungan ke luar negeri, pidato Bung Karno selalu menarik perhatian.

Bung Karno mempunyai kebiasaan sebelum berpidato harus minum air putih. Bung Karno selalu minum air putih yang sudah dingin. Bukan dikasih air es, es, atau air yang dimasukkan di dalam lemari es. Tetapi, air putih yang dingin tanpa es. Air putih ini harus dimasak lebih dulu, alias tidak diambil langsung dari air sumur atau air leding.

Karena kebiasaan ini, Bung Karno pernah membuat para pengawal kalang kabut mencarikan air putih dingin. Ceritanya begini.
 
Suatu ketika, Bung Karno meninjau daerah Aceh. Dalam perjalanan dengan mobil, di tengah perjalanan, Bung Karno didaulat rakyat Aceh untuk memberikan wejangan. Seperti biasa, sebelum berpidato, Bung Karno meminta air minum. Tentu saja, orang berebut ingin memberikan air minum kepada Bung Karno. ’’Saya minta air minum. Bukan air teh, kopi, atau bir. Bapak hanya minta air putih yang sudah dimasak dan sudah dingin tanpa diberi es,’’ kata Bung Karno.

Mangil sendiri kalang kabut mencari air tersebut. Biasanya, para pengawal memang selalu menyediakan air minum dingin ini di tempat-tempat di mana Bung Karno akan berpidato atau memberikan wejangan.
 
Tetapi, ini dalam perjalanan. Untunglah, salah seorang polisi negara yang sedang bertugas membawa air minum dingin ini. Dengan sedikit membungkukkan badan dan dengan senjata disandangkan ke badan, dia membuka veldfles (tempat air minum) yang ia bawa dan berkata kepada Bung Karno, ’’Inilah air minum yang Bapak minta.’’
 
Lantas, Bung Karno meminjam gelas penduduk yang kebetulan rumahnya dekat dengan rombongan presiden berhenti. Setelah minum, barulah Bung Karno memulai pidato.

Karena pengalaman ini, Mangil di kemudian hari membentuk tim khusus yang harus menyediakan keperluan pribadi Bung Karno. Misalnya, selalu membawa minuman yang akan diteguk Bung Karno sewaktu-waktu. Tim ini beranggotakan para polisi pengawal pribadi dan dipimpin Sogol Djauhari.
 
Tim ini selalu mengawasi makanan dan minuman Bung Karno di mana saja dan kapan saja. Bila Bung Karno bepergian jauh, dalam perjalanan ke luar kota atau daerah, anggota polisi pengawal pribadi yang duduk di dalam mobil harus selalu membawa perlengkapan yang selalu diperlukan presiden sewaktu-waktu. Misalnya, topi, payung, mantel, dan kacamata. Perlengkapan-perlengkapan ini sama sekali tidak boleh dilupakan.

Kelenteng Boen Bio

Kelenteng Ini Jadi Simbol Perlawanan Tionghoa Surabaya

Ini merupakan salah satu kelenteng tertua di Surabaya.

img_title
VIVA.co.id
2 Februari 2016