Didesak Hapus Tes Keperawanan, Ini Respons Moeldoko

jokowi warga kehormatan tni
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
- Panglima TNI Jenderal Moeldoko, mengkritik balik pihak-pihak yang mempersoalkan tes keperawanan calon prajurit TNI. Moeldoko mengatakan, keperawanan adalah salah satu syarat menjadi anggota TNI.


Ditemui di Istana Negara, Jumat, 15 Mei 2015, Moeldoko justru heran mengapa begitu banyak pihak yang mempermasalahkan tes keperawanan tersebut.


"Terus kenapa masalahnya? Kalau itu untuk kebaikan, kenapa harus  dikritik begitu?" ungkap Moeldoko.


Dia menjelaskan, di TNI ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Pertama yakni terkait dengan moralitas.

 

"Kedua akademik, ketiga fisik. Tiga hal itulah jadi sandaran utama kita dalam menjadikan seorang prajurit," katanya.


Sehingga, dia melanjutkan, sebelum diterima menjadi anggota TNI, seorang perempuan harus dilihat dulu apakah moralnya bagus, fisiknya memenuhi, dan akademiknya bagus.


"Ini (tes keperawanan) bagian dari salah satu bentuk tadi," katanya.

DPRD Jember: Tak Ada Perda Tes Keperawanan

Persoalan keperawanan, kata Moeldoko, erat kaitannya dengan moralitas.
Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji, Menag Bertolak ke Arab Saudi


Mantan CEO PrettyLittleThing Umar Kamani Pecahkan Rekor Penjualan Tanah Terbesar di Dubai
" Enggak
ada upaya lain,"Moeldoko menambahkan.


BBC edisi Kamis kemarin melansir, tes keperawanan untuk calon prajurit TNI perempuan dikritik oleh dua organisasi pembela Hak Asasi Manusia, Human Rights Watch (HRW) dan International Rehabilitation Council for Torture Victims (IRCT). Menurut kedua organisasi itu, tes keperawanan merupakan bentuk penyiksaan dan melanggar aturan hukum internasional.


HRW menyebut, dalam temuan mereka tes keperawanan antara lain dilakukan dengan "metode dua jari" yang invasif. Dokter memasukkan dua jarinya untuk menentukan apakah selaput dara masih utuh.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya