Perjalanan Hidup Benyamin Mangkudilaga di Dunia Hukum

Rumah Duka Benyamin Mangkoedilaga
Sumber :
  • Fikri Halim
VIVA.co.id
Sosok Benyamin Mangkudilaga di Mata Putri Sulungnya
- Mantan Hakim Agung, Benyamin Mangkudilaga tutup usia pada Kamis, 21 Mei 2015, sekitar pukul 16.30 WIB. Jenazah akan dimakamkan besok di TPU Memorial Garden Al-Azhar Cikarang.

Pertanyaan Terakhir Benyamin Kepada Putrinya Sebelum Wafat

"Dimakamkan besok setelah salat Jumat, sebelumnya jam 11 akan dibawa ke Masjid KKO Cilandak dahulu," kata putri sulung almarhum, Mada Dewi Yustika kepada
Benyamin Mangkudilaga Tutup Usia
VIVA.co.id , di rumah duka, Kamis, 21 Mei 2015.


Banyamin Mangkudilaga merupakan mantan hakim agung yang dikenal adil. Sebelum menjabat hakim agung, pria kelahiran 30 September 1937 ini, aktif sebagai anggota beberapa lembaga yang terbilang penting di Indonesia.


Antara lain adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Badan Arbitrase Nasional, Dewan Pers, dan
Partnership to Support Governance Reform in Indonesia.

Benyamin dibesarkan dalam keluarga yang akrab dengan masalah hukum. Ayahnya, H Mangkoedilaga adalah seorang jaksa. Lalu, ia pun meraih sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universtas Indonesia.


Tak hanya itu, catatan baik pun banyak ia torehkan. Saat menjadi Ketua pengadilan Tata Usaha Negeri (PTUN) Jakarta, ayah dua putri ini memenangkan gugatan majalah Tempo yang diberedel Pemerintah Presiden Republik Indonesia kedua (1966-1988).


Bukan hanya putusan kasus Tempo yang membuat kredibilitasnya semakin menanjak. Sebelumnya, ia juga telah memenangkan gugatan lima perusahaan
future trading
terhadap menteri perdagangan yang mencabut SIUP mereka.


Selanjutnya, ia juga pernah  menjatuhkan putusan hukuman mati terhadap terdakwa Lince, yang membunuh suaminya sendiri di Pengadilan Negeri Bandung pada 1986.


Benyamin tutup usia setelah menjalani perawatan selama satu pekan karena menderita penyakit jantung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya