Kurangi Risiko Bencana, BNPB Kumpulkan Ahli

Peta lokasi episentrum gempa bumi Sumatra 11 April 2012
Sumber :
  • REUTERS/Thomas Peter
VIVA.co.id
1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB
Indonesia-AS Tingkatkan Kerja Sama Tanggulangi Bencana
) akan menggelar pertemuan bagi para ahli, melalui pertemuan ilmiah tahunan riset kebencanaan. Acara tersebut, bertajuk Ikatan Ahli Kebencanaa Indonesia (IABI) yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tanggal 26-28 Mei 2015.
Ratusan Rumah di Garut Kebanjiran

Diharapkan, dengan dipertemukan para ahli kebencanaan ini, dapat menjadi salah satu modalitas sumber daya nasional untuk mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Pengetahuan Bencana Dunia yang dimulai tahun ini.

"IABI ini merupakan kumpulan dari peneliti, perekayasa, akademisi, dan praktisi di bidang kebencanaan di Indonesia," ujar Direktur Pengurangan Risiko Bencana
BNPB
, Lilik Kurniawan kepada
VIVA.co.id
.


Lilik menjelaskan, pertemuan para ahli kebencanaan ini, karena Indonesia berbentuk kepulauan, dengan banyaknya titik rawan bencana di beberapa wilayahnya, baik ancaman bencana dari alam maupun non-alam.


Dipaparkan, setidaknya ada 80 persen kejadian becana merupakan bencana hidrometeorologi, serta dampak dari lingkungan alam yang semakin rusak akibat degradasi sumber daya alam dan lingkungan, serta tingkat risiko bencana memiliki kecenderungan yang semakin meningkat.


"Hal tersebut, menjadi pekerjaan rumah dan tantangan besar bagi Indonesia ke depannya, sehingga diperlukan suatu konsep yang dapat menggerakan secara
massive
(bersamaan) seluruh
stakeholder
(pemangku kepentingan) dalam upaya menurukan risiko bencana tersebut," ujar Lilik.




Di sisi lain, dengan potensi sumber daya pengetahuan Indonesia yang sangat besar melahirkan banyak peneliti dan pakar yang bergerak di bidang kebencanaan. Namun, hasil-hasil riset yang dihasilkannya, masih dirasa kurang 'tersambung' dengan
stakeholder
untuk memberikan sumbangsih secara optimial pada penanggulangan bencana.


"Jadi, para ahli kebencanaan ini akan menjadi peran dalam mengurangi risiko bencana yang bakal terjadi di masa mendatang di Indonesia. Termasuk, menghasilkan alat-alat untuk mendukung pengurangan risiko bencana," katanya.


Pertemuan ilmiah tahunan riset di tahun kedua di Yogyakarta ini akan mengambil tema 'Membangun Kemandirian Industrialisasi dan Teknologi Berbasis Riset kebencanaan di Indonesia'.


"
Output
yang akan dihasilkan dari kegiatan ini adalah membangun konsep kemandirian industrialisasi hasil riset kebencanaan, membangun konsep gerakan nasional untuk pengurangan risiko bencana," kata Lilik. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya