Menko Martim Sedih Lihat Menara Pengawas TNI di Perbatasan

Menko Kemaritiman hadiri Sertijab Menko PMK
Sumber :
  • VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Demi Potensi Pulau Perbatasan, LIPI Kerahkan 23 Peneliti
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, mengaku sangat prihatin dan sedih kala mengetahui kondisi tak memadai infrastruktur di daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Di antaranya ialah tak ada listrik dan fasilitas bagi aparat TNI yang bertugas menjaga wilayah Indonesia di perbatasan.

Semua Daerah Perbatasan Ditargetkan Jadi Pintu Masuk RI

Menteri mencontohkan pemandangan yang dilihatnya tentang kondisi menara pengawas TNI saat mendampingi Presiden Joko Widodo kunjungan kerja di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. Menurut Indroyono, menara itu tak layak dan justru membahayakan keselamatan prajurit karena rentan roboh.
BPPT Kini Fokus Pada Industri Perkapalan


Menara itu, katanya, dibangun dari kayu yang disambung satu per satu. Dia dan Presiden naik ke menara dan masih sanggup menahan beban beberapa orang. Namun kalau ditambah seorang lagi, menara itu dipastikan roboh.


“Jika Pangko Armatim (Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Timur, Laksamana Muda TNI Darwanto) ikut naik, menara itu bisa roboh," kata Indroyono dalam sebuah seminar tentang kelautan di Ambon, Maluku, kemarin.


Bangunan menara pengawas TNI itu berbeda jauh dengan menara serupa milik negara tetangga yang dibangun dengan dinding beton. Militer negara tetangga pun relatif lebih aman saat bertugas dan tak khawatir menara mereka roboh seperti milik TNI.


Hal lain yang disoroti Menteri ialah banyak daerah di perbatasan yang belum teraliri listrik. Padahal Pemerintah telah menganggarkan sedikitnya Rp12 triliun untuk pembangunan daerah perbatasan di seluruh Indonesia.


“Saya sudah mintakan Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) di 70 tahun Indonesia merdeka, PLN harus masuk," kata Indroyono.


Dia juga meminta masyarakat ikut mengawasi pembangunan pembangkit listrik yang sudah mulai dibangun pada daerah-daerah perbatasan. Misalnya, ada delapan proyek pembangunan pembangkit listrik di Maluku, di antaranya, pembangkit berkapasitas 1 megawatt di Pulau Wetar, 7.000 watt di Pulau Kisar, 700 watt di Pulau Letti, dan 700 watt di Pulau Moa.


“Semuanya tahun ini harus selesai, dan masyarakat harus mengawasinya," ujar Menteri.


Indroyono mengingatkan bahwa infrastruktur dasar di daerah perbatasan sangat penting dan mendesak karena berkaitan dengan sinergi dengan visi Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Infrastruktur dasar juga penting bagi upaya menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya