Misteri Arca Tanpa Kepala Candi Borobudur

Wisata Matahari Terbit Borobudur
Sumber :
  • Antara/Andreas Fitri Atmoko

VIVA.co.id - Candi Borobudur merupakan candi Budha yang terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra.

Wisata Sejarah dan Kuliner di Kota Tua Jakarta

Sekitar tiga ratus tahun lampau, candi ini masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Nama Borobudur pertama kali diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, yang menyebutkan mengenai biara di Budur.

Disebutkan, Borobudur terkubur tanah pada 1006 dalam sebuah letusan dahsyat gunung Merapi. Situs kuno agama Buddha itu pun terkubur dan kemudian terbentuk seperti bukit dengan hutan belukar dan disebut oleh masyarakat sekitar sebagai Redi Borobudur.

Benteng Pendem di Teluk Penyu Cilacap

Ada beberapa buku yang mengupas tentang sejarah dan seluk beluk Borobudur seperti Barabudur, De Boro-Boedoer, atau Die –Budha Legende.

Diceritakan, pada suatu hari di tahun 1814, Borobudur baru ditemukan kembali dari balik lebatnya hutan belantara tropis. Kala itu Thomas Stamford Raffles, wakil gubernur Inggris yang sedang menguasai pulau Jawa, mendengar cerita para pemburu dan penduduk tentang sebuah candi besar yang tersembunyi di dalam hutan belantara. Ia mengutus insinyur Belanda, H.C. Cornelius, untuk melakukan survei.

Dalam 2 bulan Cornelius beserta 200 bawahannya menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Karena ancaman longsor, ia tidak dapat menggali dan membersihkan semua lorong.

Borobudur akan Dikelola oleh Satu Badan

Ia melaporkan penemuannya kepada Raffles termasuk menyerahkan berbagai gambar sketsa candi Borobudur. Sehingga Raffles dianggap berjasa atas penemuan kembali monumen ini, dan menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini.

Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Karesidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius dan pada 1835 akhirnya seluruh bagian bangunan telah tergali dan terlihat. Minatnya terhadap Borobudur lebih bersifat pribadi daripada tugas kerjanya.

Wilsen pada tahun 1853 mengatakan, Hartmann meminta untuk membongkar stupa puncak, dan menemukan sebuah arca Buddha yang belum selesai. Selain itu, ditemukan juga benda-benda lain termasuk sebilah keris.

Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan agar Borobudur dibongkar seluruhnya dan reliefnya dipindahkan ke museum akibat kondisi yang tidak stabil, namun arkeolog utusan pemerintah waktu itu menyarankan untuk tidak membongkarnya dan dibiarkan dalam keadaan utuh.

Teori lainnya memaparkan, bahwa Borobudur menjadi tempat pencurian besar-besaran oleh para penjarah dan kolektor artefak. Kepala arca Buddha adalah bagian yang paling banyak dicuri. Karena mencuri seluruh arca buddha terlalu berat dan besar, arca sengaja dijungkirkan dan dijatuhkan oleh pencuri agar kepalanya terpenggal. Itulah alasan mengapa banyak arca tanpa kepala ditemukan di Borobudur.

Jika kisah Wilsen bisa menjawab misteri arca Buddha tanpa kepala di Borobudur, masih ada misteri lain yang belum terungkap mengenai candi Buddha tertua di Asia Tenggara ini. Di antaranya, bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur.

Sebuah teori menyebutkan, Borobudur awalnya berdiri dikelilingi rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya