Sumber :
- Antara/M Risyal Hidayat
VIVA.co.id -
Para Ketua Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) di 19 kabupaten/kota di Jawa Timur terimbas dengan vakumnya Bawaslu Jatim yang tengah terbelit kasus korupsi. Kendala utama, soal pencairan dana pilkada yang tertuang dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).
Karena Bawaslu Jatim vakum, maka pencairan dana harus melalui surat keputusan (SK) Sekretaris Jenderal Bawaslu RI yang mengangkat Kepala Sekretariat di masing-masing Panwas.
Baca Juga :
Tiga Bupati Baru di Sulsel Masih Jadi Tersangka
"Sampai sekarang SK itu belum turun. Sementara hari ini tahapan pilkada sudah dimulai," katanya.
Karena tak ingin tahapan pilkada terbengkalai, Wahyu mengatakan, beberapa Ketua Panwas di daerah mengambil inisiatif dengan menggadaikan barang berharga untuk pendanaan. Sebagian dari mereka iuran bahkan menggadaikan BPKB mobil untuk melakukan tahapan persiapan pilkada.
"Bahkan Ketua Panwaslu dari Ngawi menggadaikan BPKB mobilnya," kata Wahyu lagi.
Menurut Wahyu, Panwas di 19 Kabupaten /Kota di Jatim masih terus semangat mempersiapkan tahapan pilkada. Sambil menunggu intervensi dari Bawaslu RI, panwas di daerah bekerja dengan dana iuran para anggota untuk operasional.
"Ada kemarin dari Trenggalek yang iuran sesama anggota," tuturnya.
Tiga komisioner Bawaslu Jawa Timur beserta pejabat sekretariat telah ditetapkan sebagfai tersangka penyelewengan dana hibah Pilgub 2013 senilai Rp5,6 miliar. Polda Jatim sudah menahan beberapa tersangka dan terus memeriksa komisioner yang menjadi tersangka.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sampai sekarang SK itu belum turun. Sementara hari ini tahapan pilkada sudah dimulai," katanya.