Jelang Puasa, Bunga Makam Naik Pamor

Bunga makam yang kerap dijual menjelang ramadhan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id
- Tradisi ziarah kubur menjelang masuknya bulan puasa, memberikan dampak pada meningkatnya harga jual bunga makam. Di tingkatan pedagang, tak jarang satu jenis bunga kadang bisa dihargai hingga sepuluh kali lipat.


Tini, salah seorang pedagang bunga di Yogyakarta, mengakui kenaikan temporal ini akan mencapai puncaknya di akhir bulan ruwah atau bulan menjelang masuknya puasa Ramadhan 2015.


Ia mencontohkan harga bunga Kenanga. Di hari biasa bunga ini paling dihargai Rp10 ribu per kilogramnya, namun menjelang berakhirnya masa Ruwah, malah menembus harga hingga Rp250 ribu.


Begitupun dengan bunga kantil jika per pelangnya yang berisi 50 pasang bunga kantil dihargai Rp15 ribu, kini sudah mencapai Rp50.000 per pelangnya.


"Yang paling melonjak harganya adalah bunga kenanga karena pasokannya sedikit namun yang butuh sangat banyak sehingga harganya melonjak tajam," kata Tini, Senin 8 Juni 2015.


Namun demikian, kenaikan ini umumnya akan berangsur turun ketika sudah memasuki bulan puasa dan kemudian melonjak lagi pada hari raya lebaran.


Tini mengaku meski bunga untuk tabur di makam harganya melonjak tajam bukan berarti pedagang bunga mendapatkan rejeki melimpah karena pegadang juga membeli bunga dengan harga yang sudah mahal.


Belanja di Pasar Ini Pakai Mata Uang Bambu
"Memang keuntungan meningkat seiiring dengan meningkatknya permintaan bunga untuk tabur di makam,"tuturnya.

Tradisi Unik di Peringatan Maulid Nabi

Pedagang bunga lainnya, Kanyel, mengaku peningkatan penjualan memang terjadi selama masa ruwah. Jika biasanya ia menjual bunga hanya dalam hitungan belasan kilo, namun di masa ruwah ia bahkan mampu menjual hingga di atas 100 kilogram baik untuk bunga melati, kenanga dan telasih.
Belajar dari Mereka yang Membakar Hutan


"Untuk kulakan bunganya biasanya dibeli di pasar Beringharjo atau ada warga yang memetik bunga dan menjual kepada pedagang bunga seperti bunga kenanga karena pohonnya juga masih banyak di Yogyakarta ini," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya