- MZ Abidin/ VIVA (Surabaya)
“Kalian tega membunuh anak-anak. Ada anak 8 tahun di Surabaya sampai jadi pecandu. Coba kalian bayangkan kalau itu adikmu atau bahkan anak kalian,” ujar Risma saat memarahi lima bandar narkoba itu.
Risma terlihat emosional, hingga lima bandar narkoba itu tak berkutik, hanya bisa menundukkan kepala. Walikota perempuan pertama di Surabaya itu merasa geregetan melihat realitas peredaran narkoba yang kian canggih dan mulai masuk di anak-anak Surabaya.
“Kalian sadar tidak bahwa yang kalian lakukan ini membunuh saudara-saudara kalian. Bahkan bisa membunuh anak kalian sendiri,” kata Risma dengan nada tinggi.
Dalam pemusnahan barang bukti narkoba dan minuman keras (miras) hasil sitaan Polres Tanjung Perak Surabaya itu, Risma terus menggelorakan perang terhadap barang haram tersebut. Menurutnya, semangat itu digelorakan mulai dari level pelajar.
“Selama ini, kita mengoptimalkan peran guru dan konselor sebaya (pelajar yang menjadi konselor bagi rekannya sendiri), untuk membatasi ruang gerak peredaran narkoba, miras maupun potensi kenakalan remaja lainnya seperti tawuran dan seks bebas,” katanya.Tak hanya itu, komitmen Surabaya melawan narkoba, kata Risma, juga semakin jelas dengan dilaunchingnya program kurikulum anti-narkoba pada 9 Juni lalu. Hal itu sekaligus menjadikan Surabaya sebagai kota pilot project program hasil kerjasama antara pemkot dan BNN tersebut. (one)