- VIVA/Agustinus Hari
VIVA.co.id - Belum berfungsinya Jembatan Soekarno di Manado, Sulawesi
Utara, untuk menata arus lalu lintas yang cukup macet di Manado
dimanfaatkan masyarakat dengan beragam cara.
Sejak pagi hingga malam, jembatan yang dibangun selama 12 tahun ini selalu penuh dengan warga. Ada yang sekadar foto selfie, duduk sambil makan di jembatan hingga malam hari yang muda-mudi memanfaatkan untuk pacaran.
"Tak hanya pacaran, kalau di atas jam 8 malam, banyak anak-anak muda
yang pesta minuman keras (miras). Ya, wajar saja karena jembatan
Soekarno malam hari sangat gelap karena belum dipasang lampu jalan,"
tutur Reynold Mukau, warga Sindulang I, Manado, Sabtu 27 Juni 2015.
Jembatan dengan panjang 1.127 meter yang baru sebulan lalu diresmikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani perlu mendapat perhatian pemerintah mengingat dana yang
dikeluarkan membangun jembatan tersebut cukup besar mencapai Rp300,28
miliar.
"Lama-lama kalau jembatan ini belum difungsikan hanya jadi
tempat maksiat," sindir Elgius, warga Manado lainnya.
Anggota DPRD Manado, Markho Tampi, prihatin dengan kondisi jembatan
Soekarno saat ini. Pasalnya, setelah diresmikan, hingga kini jembatan
yang menghubungkan antara pusat kota Manado dengan Manado Bagian Utara tanpa penerangan yang memadai.
"Sudah sebulan jembatan Soekarno diresmikan, lampu penerangan tidak berfungsi. Mungkin mereka buta," ucap politisi PDIP ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sulawesi Utara, JE Kenap mengklaim pihaknya sudah memasang sejumlah lampu pemerangan di beberapa bagian jembatan sebelum diresmikan.
"Aneh kalau saat ini masyarakat mengeluh belum dipasang lampu jalan. Takutnya sudah banyak lampu yang dicuri. Kami akan cek kondisi lampu di jembatan," ujarnya.
Sampel DNA Ikan Aneh di Minahasa Dikirim ke Eropa
Sementara diperkirakan jenis hiu, spesies baru.
