- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id - Setelah penutupan akses penerbangan selama 30 jam. Otoritas Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar Bali, akhirnya membuka bandara dan penerbangan.
General Manajer PT Angkasa Pura I Gusti Ngurah Rai, Trikora Harjo menuturkan, hari ini bandara terbesar di Bali kembali beroperasi secara normal.
"Sudah beroperasi secara normal sejak pukul 10.00 WITA," kata Trikora saat dihubungi VIVA.co.id, Sabtu 11 Juli 2015.
Bandara Ngurah Rai dua kali mengalami penutupan. Dengan begitu, penutupan Bandara Ngurah Rai telah mengalami dua kali perpanjangan. Menurut Trikora, penutupan bandara dilakukan sejak Kamis malam pukul 23.30 WITA dan dibuka Jumat pagi pukul 06.30 WITA . Namun penutupan diperpanjang hingga pukul 21.30 WITA Jumat malam.
"Sekarang semua sudah lancar beroperasi. Tidak ada gangguan," kata Trikora.
Menurut laporan tvOne, mulai pukul Sabtu, 11 Juli 2015 pukul 10.00 WITA, aktivitas bandara tersebut mulai dibuka. Meski dibuka mulai pukul 10.00 waktu setempat, namun penerbangan pertama dari bandara tersebut akan dimulai pukul 12.00 waktu setempat.
Dilaporkan meski sudah mulai dibuka, namun aktivitas bandara belum bisa berjalan sepenuhnya. Penumpukan calon penumpang terlihat di sejumlah loket bandara.
Penutupan aktivitas badnara tersebut menyusul erupsi Gunung Raung di Jawa Timur. Tercatat 227 penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai terdampak dari aktivitas vulkanik tersebut.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebaran abu vulkanik ke timur-tenggara dari kawah G.Raung telah menyebabkan 5 bandara ditutup.
Berdasarkan berdasarkan Notice to Airmen (Notam) yang dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan maka 5 bandara yang ditutup yaitu Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali; Bandara Internasional Lombok; Bandara Selaparang, Lombok; Bandara Blimbingsari, Banyuwangi; dan Bandara Notohadinegoro, Jember.
Gunung Raung Mulai Stabil, Statusnya Diturunkan Jadi Waspada
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius dua kilometer.
