Baru Lebaran Hari Ini, Apa Keunikan Masjid Al-Marzuqiyah?

Masjid Al-Marzuqiyah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Simbolon
VIVA.co.id
RI Minta WNI yang Ditahan di Arab Saudi Dibebaskan
- Ketika sebagian besar umat Muslim Indonesia, hampir menghabiskan ketupat dan hidangan lainnya pada hari kedua Lebaran, ratusan jemaah Masjid Al-Marzuqiyah justru baru melaksanakan salat Id, Sabtu 18 Juli 2015.

Hari Ini, Warga Cipinang Muara Laksanakan Salat Id

Jauhari Kholik (56), pengurus masjid yang berada di Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, itu menegaskan tidak ada yang berbeda dari salat Id mereka, kecuali terkait masalah perbedaan waktu menentukan 1 Syawal.
Mabes TNI Selenggarakan Salat Idul Fitri 2015


"Sebelumnya, salat Id selama ini sama, salatnya juga tidak ada yang beda. Tahun ini saja berbeda, karena dasar melihat bulan. Kalau di sini, standarnya tujuh derajat, sedangkan pemerintah dua derajat," katanya.


Juru bicara Masjid Al-Marzuqiyah, Lutfi, menyebut penentuan Syawal dan Ramadhan di Al-Marzuqiyah, dilakukan berdasarkan ajaran KH Achmad Marzuki, tokoh yang membangun Masjid Al-Marzuqiyah.


"Kami masih memegang komitmen, baik itu Syawal, Ramadhan, berdasarkan dari kitab yang dikarang beliau bagi murid-muridnya, sampai sekarang itu patokannya," kata Lutfi.


Awalnya, Masjid Al-Marzuqiyah disebut Lutfi adalah pesantren. Setelah Marzuki wafat pada 1932, pesantren dikelola oleh menantunya, KH Muhammad Tohir, hingga 1963, setelah itu tidak ada lagi penerus yang mengelola.


Pada 1964, KH Mahmun Marzuki anak ketiga KH Achmad Marzuki, mulai menggelar salat Jumat di bangunan pesantren. "Saat itu, masjid belum berdiri, jadi masih di pesantren," kata Lutfi.




Makmun mendirikan masjid pada 1966, menggantikan pesantren, yang kemudian dinamakan Marzuqiyah merujuk pada ayahnya. Masjid terus mengalami perubahan, dengan renovasi terakhir dilakukan pada 2006-2013.


Kholik menyebut banyak yang orang yang salat di Al-Marzuqiyah. Hal yang unik di Al-Marzuqiyah adalah, khotib yang kerap menggunakan bahasa Arab, walau tidak diharuskan untuk menggunakan bahasa Arab.


Masjid yang biaya renovasinya mencapai Rp8,7 miliar itu, juga punya aturan khusus, melarang kaum hawa masuk di dalamnya. "Menurut KH Achmad Marzuki, rumah Allah harus suci," kata Lutfi, menjelaskan alasan larangan itu.


"Untuk menghindari masjid terkotori oleh yang bukan muhrim, maka dibuat lagi Madrasah Marzuqiyah, yang bisa digunakan perempuan untuk beribadah. Sementara, laki-laki tetap di Masjid Al-Marzuqiyah," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya