Kasus Tolikara, Hasyim Muzadi Minta Pemerintah Tegas

Kerusuhan Tolikara Papua
Sumber :
  • VIVA.co.id/Banjir Ambarita

VIVA.co.id - Peristiwa penyerangan terhadap umat muslim yang tengah melaksanakan sholat idul fitri di Tolikara, Papua menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Mantan Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi mendesak pelaku meminta maaf secara terbuka.

Papua Bangun Kompleks Olahraga Mewah untuk PON 2020

Hasyim Muzadi meminta agar penanganan insiden Tolikara Papua harus tegas dan cermat. Menurut dia, pertama kali kaum Nasrani di lingkungan kejadian dan organisasi yang bertanggungjawab. Menurut dia, pelaku penyerangan harus meminta maaf kepada kaum muslimin Indonesia secara terbuka.

"Pemerintah harus bertindak tegas terhadap pelaku penyerangan terhadap jamaah kaum muslimin yang sedang menjalankan sholat Idul Fitri. Orang-orang  muslim yang melakukan tindakan melanggar hukum di Indonesia telah menerima hukumannya. Baik yang teroris, pelaku kekacauan dan  peristiwa Ahmadiyah misalnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu, 19 Juli 2015.

Selundupkan Kayu, 8 Warga Papua Nugini Dicokok TNI AL

Sekjen International Conference of Islamic Scholar ini juga mengungkapkan saatnya sekarang negara  bertindak adil. Menurut dia,  bukan karena agamanya namun karena pelanggaran hukum yang terjadi Indonesia.

"Kerukunan lintas umat agama harus digalakkan lagi dalam jalur moderasi bukan liberalisasi. Ternyata agama masih terus digunakan untuk kepentingan lain dengan tujuan merusak Indonesia secara luas melalui konflik agama," ujarnya menambahkan.

Pendidikan di Kawasan Indonesia Timur Masih Timpang

Pimpinan Ponpes Al Hikam ini juga menjelaskan, saatnya masyarakat Barat atau  Eropa berkesempatan. untuk menata kembali visi pandangannya terhadap agama-agama di Indonesia termasuk Islam.

"Selama ini mereka  melihat sentral kekacauan hanya bersumber dari Islam. Saya ingin melihat  mereka sekarang dalam  korelasi antara freedom of speech (kebebasan berbicara), freedom of religion (kebebasan beragama) dan fredom of expression dalam peristiwa Papua ini," ujarnya menegaskan.
     
Dia menambahkan, hari pertama bulan Ramadhan, 18 Juni 2015 jam 9.00 am waktu Den Haag, Greet Wilders (ketua partai kebebasan) mengumumkan kartun Nabi Muhammad di Den Haag dan hari pertama Idul Fitri jamaah kaum muslimin diserang di Papua.

Meski demikian, Hasyim meminta umat Islam Indonesia tak terpancing emosi. Pasalnya, emosi itu yang ditunggu pihak Islam phobia agar langkah kaum muslimin tak terkendali. Menurut dia, kaum muslimin Indonesia harus menata kembali kualitas perjuangannya untuk agama bangsa dan dunia.

"Kita menghimbau agar teman-teman  sebangsa dan setanah air tidak melaporkan hal-hal  negatif di dalam negeri kepada asing dengan sedikit "imbalan" padahal mengakibatkan kerugian martabat bangsa. Lebih baik duduk bersama menyelesaikan segala masalah di dalam negeri sendiri. Ini akan lebih terhormat."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya