Sumber :
VIVA.co.id
- Ancaman kabut asap semakin nyata di pulau Sumatera. Saat ini ada 308 hotspot terdeteksi mengitari pulau Andalas itu.
Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru pada pukul 07.00 WIB, Minggu 26 Juli 2015, 308 hotspot itu tersebar di 9 provinsi di Sumatera.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
BMKG: Jabodetabek Hujan Mulai Siang sampai Malam
Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru pada pukul 07.00 WIB, Minggu 26 Juli 2015, 308 hotspot itu tersebar di 9 provinsi di Sumatera.
Baca Juga :
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
"Dari sembilan provinsi tersebut, Riau merupakan daerah yang paling banyak terdeteksi hotspot hari ini. Jumlahnya mencapai 122 titik," kata Kasi Bidang Data dan Informasi, Slamet Riyadi.
Sedangkan provinsi lainnya, seperti Bengkulu terdapat 10 titik, Lampung 5 titik, Jambi 58 titik, Sumatera Barat 19 titik dan Sumatera Selatan 59 titik. Selain itu, di Sumatera Utara juga terdeteksi 25 titik, Kepri 1 titik dan Bangka Belitung 9 titik.
Terkait kondisi cuaca di Riau, Slamet Riyadi menjelaskan, secara umum kondisi cuaca di wilayah Riau cerah berawan disertai kabut asap tipis pada pagi dan malam hari.
Visibility (jarak pandang) di Kota Pekanbaru saat ini cukup pendek, hanya 1000 meter. Sedangkan beberapa daerah lainnya, seperti Dumai Pelalawan dan Indragiri Hulu jarak pandang 3 kilometer.
"Info alat pemantau PM10, ISPU Stamet Pekanbaru dalam kategori 'sedang'," ujarnya.
Mengenai 122 hotspot di Riau, Slamet Riyadi menjelaskan, dari 12 kabupaten/kota yang ada di Riau, 10 di antaranya terdeteksi ada hotspot.
Seperti kabupaten Bengkalis terdapat 17 titik, Kampar 16 titik, Dumai 7 titik, Kuansing 4 titik, Pelalawan 44 titik, Rokan Hilir dan Siak masing-masing 5 titik, Rokan Hulu 2 titik, Indragiri Hilir 8 titik dan Indragiri Hulu 14 titik.
Halaman Selanjutnya
"Dari sembilan provinsi tersebut, Riau merupakan daerah yang paling banyak terdeteksi hotspot hari ini. Jumlahnya mencapai 122 titik," kata Kasi Bidang Data dan Informasi, Slamet Riyadi.
