Khofifah: Metode Pemilihan Rais Am NU Perlu Dikaji Lagi

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa, menilai sistem pemilihan ahlul halli wal 'aqdi (musyawarah sejumlah kiai senior) yang diterapkan pada Muktamar ke-33 NU perlu ditelaah lagi. Dia menilai metode untuk memilih rais am (pemimpin tertinggi) NU itu dipaksakan diterapkan sekarang.

"Saya tidak menolak, tapi sistem ini perlu proses pengkajian mendalam," ujar Khofifah kepada wartawan di sela-sela menghadiri Halalbihalal Keluarga Besar Yayasan Khadijah di Surabaya, Sabtu, 1 Agustus 2015.

Dia menjelaskan, semua proses yang sudah berjalan dalam kepengurusan NU di tingkat desa/kelurahan hingga provinsi memberikan pelajaran demokratisasi dari bawah ke atas. Jika sistem itu harus diubah, butuh proses panjang dan tak instan.

"Semua harus menyertakan seluruh institusi struktural NU," ujarnya.

Yaqut Cholil Terpilih Sebagai Ketum GP Ansor
Dia mengajak kepada semua pihak dan muktamirin (peserta Muktamar) untuk melakukan kajian mendalam apabila memang harus mengganti dengan ahwa, tentu dengan menyertakan seluruh struktur dari bawah. "Namun yang pasti, Muslimat NU akan membangun demokratisasi lebih sistemik," katanya.

NU: Dunia Jangan Gegabah Tuduh Kelompok Teror Paris
Selain itu, Khofifah juga mengajak masyarakat, khususnya warga NU, untuk mendoakan kesuksesan Muktamar yang digelar pada 1-5 Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur. "Saya mengajak kepada semuanya untuk bersama-sama mendoakan Muktamar supaya lancar dan sukses," ujar dia. (ren)
Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.

Mensos: Mi Bikini Kontraproduktif dengan Revolusi Mental

Ia meminta kepolisian dan BPOM mengusut tuntas kasus tersebut.

img_title
VIVA.co.id
7 Agustus 2016