Peringatan HUT RI di Malang Bikin Turis Belanda Sedih

Peringatan HUT RI di Balai Kota Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dyah Pitaloka

VIVA.co.id - Ledakan dinamit dan rentetan suara tembakan mewarnai peringatan Hari Kemerdekaan RI di Balaikota Malang, Senin 17 Agustus 2015.

Perngati HUT RI, Veteran Perang Tabur Bunga di TMP Semarang

Setelah detik-detik proklamasi tuntas dibacakan, ratusan Tentara Pejuang Republik Indonesia Pelajar (TRIP) membanjiri halaman Balai Kota, tak gentar merebut kemerdekaan. Mereka mengadu tombak dengan senjata laras panjang milik pasukan Belanda di pelataran Balaikota Malang dalam aksi teatrikal Malang Bumi Hangus.

Aksi teatrikal tersebut melibatkan 350 personel dari pelajar di SMAN 1, 3, dan 4 atau yang umum dikenal dengan SMA Tugu, serta empat pasukan dari Kodim 0833 Kota Malang.

Mereka menggambarkan peristiwa Malang Bumi Hangus yang berlangsung pada 1947. Kala itu, Letnan Kolonel Hamid Rusdi berkeliling Kota Malang dan memerintahkan warga untuk membumi hanguskan bangunan Belanda. Strategi untuk melemahkan Belanda yang dikabarkan hendak menduduki kembali Kota Malang.

Setidaknya ada 1000 bangunan Belanda dihancurkan oleh tentara RI kala itu, termasuk gedung Balai Kota Malang dan Bundaran Tugu di depannya.

Berikutnya, tepat pada 31 Juli 1947, subuh hari, Belanda tiba dan melakukan penyerangan yang sangat hebat di Kota Malang. Ratusan warga yang sedang sibuk dengan sayur dan buah di pasar segera berlarian menyelamatkan diri.

Mempromosikan 'Indonesia Baru' di Los Angeles

Pemerintah Kota Malang pun kemudian bergeser hingga ke wilayah Bantur di Malang Selatan. Dalam serangan yang disebut aksi Clash 1 itu, tentara pelajar TRIP ikut mengangkat bambu runcing dan gugur bersimbah darah di Jalan Salak yang kini dikenal dengan Jalan Pahlawan Trip.

Namun, dalam peperangan yang tak mengenal lelah itu, upaya mereka menemukan hasil dengan diserahkannya kembali kedaulatan Malang.  Pada 2 Maret 1950 Pemerintah Kota Malang pun menduduki kembali Balaikota Malang.

Di ujung teatrikal, ratusan pahlawan kecil TRIP memasang bendera merah putih dan meneriakkan pekik merdeka, di halaman Balai Kota Malang.

“Aksi bumi hangus ini menggunakan amunisi peluru hampa dan bom rakitan. Ini mengikuti instruksi KSAD (Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal Mulyono), membuat aksi teratrkal sesuai sejarah lokal untuk membangkitkan dan mempertebal nasionalisme,” kata Dandim 0833 Kota Malang, Letnan Kolonel Arm Aria Yudha Setiawan, Senin 17 Agustus 2015.

Aksi yang berlangsung tak lebih dari 30 menit itu menjadi hiburan bagi peserta upacara yang terpusat di Balaikota Malang, serta sejumlah wisatawan mancanegara yang berada di sekitar Balai Kota Malang.

Ini Cara Dapatkan Tiket Promo Kereta Api Rp70 Ribu

Turis Belanda sedih

Wisatawan asal Belanda, Robin Van Der Wiel, mengaku tahu tentang peristiwa Malang Bumi Hangus.

“Nenek saya orang Indonesia dan tinggal di Jakarta, jadi saya tahu tentang perjuangan Indonesia melawan Belanda,” katanya.

Selama beberapa hari terakhir Robin mengaku sedih dan ada rasa bersalah akibat perbuatan pendahulunya, ketika menjajah Indonesia. Namun saat ini, hubungan antara Belanda dan Indonesia semakin harmonis dan berbeda dengan masa lalu.

"Ini hari yang sangat aneh, ada rasa bersalah meskipun nenek saya orang Indonesia. Semua ini adalah sejarah dan masa depan Belanda dan Indonesia harus lebih kuat,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya