TNI: Hewan Buas Berpotensi Ganggu Evakuasi Korban Trigana

Trigana Air lepas landas (take off) di Bandara Supadio, Pontianak
Sumber :
  • Antara/ Jessica Wuysang
VIVA.co.id - Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Polisi dan tim SAR kembali melanjutkan proses evakuasi korban kecelakaan pesawat maskapai Trigana Air pada Selasa pagi, 18 Agustus 2015.
Tim SAR Temukan 20 Jasad Korban Kapal Karam di Batam

Proses evakuasi sebenarnya sudah dimulai Minggu kemaron, namun dihentikan sementara karena cuaca buruk dan kondisi geografis yang sulit dijangkau. Cuaca kemarin dilaporkan hujan dan gelap dengan jarak pandang hanya satu meter.
11 Nelayan Hilang di Perairan Pangandaran

Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yakti, Kolonel Infanteri Sugiono, mengatakan bahwa tim darat dan udara telah dikerahkan menuju lokasi kecelakaan itu pada pagi. Tim udara menggunakan helikopter untuk memantau situasi di lokasi, lalu membuka helipad atau landasan pendaratan untuk helikopter di tempat yang telah ditentukan. Sedangkan tim darat berjalan menempuh pegunungan.
KNKT Selidiki Pesawat Wings Air Tabrakan di Kupang

Sugiono membenarkan bahwa kondisi geografis Papua, termasuk kawasan pesawat itu ditemukan, memang tidak mudah. Dia tak dapat memastikan butuh berapa lama tim darat bisa mencapai lokasi. Dia cuma menerangkan bahwa perjalanan darat cukup lama, sekira seribu meter per jam.

“Tujuh mil dari situ (Bandara Oksibil, bandara tujuan pesawat Trigana Air itu) sudah hutan liar dengan kondisi bervariasi. Perjalanan pasukan darat seribu meter satu jam. Memang sangat sulit,” dalam perbicangan dengan tvOne pada Selasa pagi, 18 Agustus 2015.

Sugiono tak menetapkan target waktu bagi tim SAR untuk mencapai lokasi. Tetapi mereka telah diperintahkan untuk secepat mungkin tiba di lokasi. “Perkiraan hari ini sudah bisa sampai lokasi,” katanya, tanpa menjelaskan detail waktu tepatnya.

Dia juga menjelaskan bahwa hewan liar atau buas berpotensi mengganggu tim SAR selama perjalanan atau saat tiba di lokasi. Tak dijelaskan jenis hewan buas yang dimaksud.

"Pokoknya semua kemungkinan bisa saja terjadi,” katanya. Tetapi dia memastikan bahwa tim sudah siap dengan segala risiko. Mereka telah terlatih dan dibekali peralatan atau pun persenjataan yang memadai.

Ditemukan

Tim SAR menemukan pesawat Trigana Air yang kecelakaan di kawasan Oksibil, sebuah distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Senin pagi, 17 Agustus 2015.

Berdasarkan pengamatan dari udara, pesawat itu ditemukan dalam kondisi hancur pada koordinat 04 derajat 49 menit 289 lintang selatan, 140 derajat 29 menit 953 bujur timur. Pesawat diduga jatuh di ketinggian 8.500 kaki. 

Lokasi pesawat dengan empat awak dan 49 penumpang itu berada di 7 mil dari landasan Bandara Oksibil, bandara tujuan. Badan SAR Nasional (Basarnas) mengklaim lokasi jatuhnya pesawat pada radius 20 meter x 100 meter.

Tim SAR menghentikan sementara pencarian karena cuaca menjelang malam hujan deras dan gelap jarak pandang hanya satu meter. Kondisi cuaca itu meyulitkan tim SAR untuk mengevakuasi korban.

"Di lokasi penemuan serpihan pesawat terdapat pohon-pohon yang rusak dan terbakar. Basarnas telah berkoordinasi langsung dengan tiga pilot yang hari ini melakukan pencarian, salah satunya Kapten Erick sebagai salah satu pilot Asosiation Missiona Aviation (AMA) yang menyebutkan dari pencarian hari ini masih ada kepulan asap yang tidak terlalu besar, diduga dari terbakarnya pesawat tersebut," kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI FH Bambang Sulistyo, dalam konferensi per di Jayapura, Papua, kemarin.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya