Anak Mekanik Trigana Ulang Tahun Saat Jasad Ayah Dievakuasi

Evakuasi korban Trigana Air.
Sumber :
  • Dok. Basarnas
VIVA.co.id
Kisah Tragis dan Mistis di Balik Evakuasi Tragedi Trigana
- Suasana duka di kediaman mekanik Trigana Air, almarhum Mario Rheso Guntoro, semakin terasa setelah anak pertamanya, Muhammad Attala, akhirnya mengerti akan arti kematian sang ayah.

Kata-kata Terakhir Pramugari Cantik Trigana Air

Yang tak kalah menyedihkan, Attala mengetahui ayahnya sudah tiada dalam tragedi jatuhnya pesawat Trigana di Papua ketika ia merayakan ulang tahun yang ketujuh hari ini, Rabu 19 Agustus 2015.
Ritual Kabut di Balik Ditemukannya Jasad Tragedi Trigana Air


Kebahagian yang seharusnya bisa dirasakan Attala berubah 180 derajat. Sang ayah yang biasanya menemaninya untuk meniup lilin telah pergi untuk selamanya.
     

Sesekali, bocah yang duduk di bangku kelas satu SD ini memeluki foto ayah yang dicintainya itu sambil menyeka air mata di pelukan ibu dan saudara terdekat.


Rencananya, di hari kelahirannya ini, Atalla bakal dihadiahi
smartphone
oleh almarhum. Namun, takdir berkata lain, pesawat Trigana Air yang ditumpangi Mario (ayah) terjatuh di kawasan Bukit Bintang, Papua, Minggu 16 Agustus 2015.

     

"Karena almarhum sempat ingin membelikan smartphone, maka kita akan belikan itu untuk Atalla. Pesan itu sempat disampaikan almarhum sebelum terbang ke Papua," ucap Zaka, adik ipar almarhum, Rabu 19 Agustus 2015.

    

Almarhum sangat ingin membelikan
tablet
pada Atalla karena anak sulung dari dua bersaudara itu memang hobi bermain
tablet
milik almarhum.

    

"Dia suka main
tablet
ayahnya. Makanya ingin dibelikan
tablet
oleh almarhum. Kalau keluarga tadinya mau membelikan sepeda tapi almarhum berpendapat beda. Kalau sudah begini ya kita akan belikan," kata Zaka.

    

Sebelumnya Atalla tidak begitu mengerti perihal kematian ayahnya. Namun, ketika rumah duka di Griya 8 Cinere Depok itu sepi dari pelayat, dia baru bertanya.

     

"Dia kan tadi baca duka cita di karangan bunga. Nah dia nanya sama ibunya arti kalimat itu. Setelah dijelaskan dia menangis," katanya.

    

Untuk menghibur Atalla, Zaka pun berencana membelikan kue ulang tahun. Karena masih dalam suasana duka, keluarga tidak ada rencana untuk mengajak jalan-jalan.  "Kita di sini masih menunggu juga kedatangan jasad almarhum," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya