Istana Minta Pansel KPK Pertimbangkan Data Polri

Dr. Yenti Ganarsih, S.H., M.H.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Kompolnas: Dipimpin Anang Iskandar, Bareskrim 'Sepi'
- Istana berharap kepada Panita Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi mempertimbangkan temuan-temuan dari Kepolisian mengenai rekam jejak para calon. Apalagi, pansel meminta secara khusus kepada Polri untuk membantunya menelusuri rekam jejak mereka.

Pansel Calon Pimpinan KPK Bantah Tidak Transparan
"Karena permintaan itu secara resmi tentunya seyogyanya dipertimbangkan. Sebab kalau tidak, data atau fakta yang ada itu bisa menjadi liar di masyarakat," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 26 Agustus 2015.

Politikus PDIP: Kalau Capim Memble, Jangan Salahkan KPK
Namun, kata Pramono, jika pansel ingin melakukan pengecekan kembali atas data yang diberikan polisi maka itu dapat segera dilakukan. 

"Kan pansel harus bekerja berdasarkan fakta, data, akurasi, bukan berdasarkan perasaan karena yang dipilih adalah orang-orang terbaik, orang bersih dan bukan orang-orang yang populer di panggung," ujar dia.

Selama ini, kata Pramono, ada pengalaman orang menggunakan KPK sebagai panggung. Sehingga diharapkan, pansel menggunakan data-data kepolisian, kejaksaan, dan KPK untuk melakukan seleksi para calon. "Silakan pansel meneliti itu supaya kita tidak salah lagi pilih orang," kata politikus PDIP ini.

Sebelumnya, Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Budi Waseso mengancam akan membuka ke publik hasil penelusuran rekam jejak para calon pimpinan KPK yang dinyatakan lolos oleh pansel, padahal calon tersebut bermasalah.

"Jika nanti ada yang diloloskan, akan saya perlihatkan, kita buka ke masyarakat. Masyarakat harus tahu atas dasar kejujuran," ujar Budi.

Ia menekankan, Polri tak mau hasil penelusuran yang dilakukan hanya dianggap formalitas. Catatan penelusuran Bareskrim tegas Buwas, harus menjadi rujukan bagi pansel dalam memilih calon Pimpinan KPK.

"Kami akan meminta pertanggungjawaban dari pansel, apa pertimbangannya kok dia diloloskan. Kami (Bareskrim) ini kerjanya resmi loh, enggak main-main, datanya otentik, tapi kok enggak dianggap. Kami mau jangan sekedar formalitas," kata Budi.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya